Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Minggu, 29 Mei 2011

"Perangkap" ini kadang datang dalam hidup kita

"Perangkap" ini kadang datang dalam hidup kita

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan
dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa
mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus.
Sang tikus kaget bukan kepalang.
Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus
di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."
Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"

Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak
berpengaruh terhadap diriku"

Jumat, 27 Mei 2011

Dan Akhirnya

Dan akhirnya tempat yang dituju untuk mengadu adalah disini..
ijinkanlah saya untuk mengeluarkan semua unek2 yang memenuhi hati dan pikiran ini, yang tak tau kemana lagi harus kutuangkan semua rasa sesak ini.
Ketika keinginan dan harapan tak sesuai dengan kenyataan, ketika mimpi tak menjadi kenyataan dan ketika rasa tak terbalaskan, apa yang akan kau lakukan? "Menerima kenyataan, kembali bermimpi, dan menemukan penggantinya".
hahahhahha.....
Simple ternyata...
Selebihnya.. selamat menjalani kehidupan..

Rabu, 25 Mei 2011

Be 100%

Saya merasa tidak bisa menjadi diriku sendiri ketika saya sedang jatuh cinta. Why? Selalu saja ada perasaan ingin menjadi yang terbaik baginya dan rasa takut seandainya apa yang saya lakukan ini adalah salah dimatanya. Perasaan2 dan pemikiran2 seperti itu seolah menjadi sebuah penghalang bagiku untuk berkembang dan menjadi diri sendiri, yang ada adalah perasaan tak nyaman dan selalu khawatir. Saya tidak dapat menjadi diriku sendiri.

Untuk menjadi 100% saya harus yakin dengan apa yang saya lakukan, bahwa itu adalah baik dan benar, tidak peduli orang lain berkata apa. Selama itu nyaman dan membawa dampak positif bagi saya, maka saya akan tetap melanjutkannya. Nah ini dia masalahnya ketika kita mempunyai seseorang yang selalu saja mempengaruhi pandangan kita dan menilai apa yang kita lakukan, tatkala ia mengatakan itu tidak baik, maka kita akan menjadi terhambat, menjadi segan untuk melakukan hal yang sebenarnya menurut kita adalah baik. Sehingga dikemudian hari, apapun yang ingin kita lakukan mestilah mendapat persetujuannya terlebih dahulu. Ribet juga yah..

Selasa, 24 Mei 2011

Lima Latihan Hidup Sadar

Lima latihan merupakan perwujudan visi buddhis untuk spiritualitas dan etika global. Latihan ini merupakan ekspresi konkrit atas ajaran Buddha tentang Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan, jalan pengertian tepat dan cinta kasih sesungguhnya, jalan menuju penyembuhan, transformasi dan kebahagiaan bagi diri sendiri dan dunia ini. Berlatih Lima Latihan ini berarti memperdalam pengertian tentang hubungan saling bertautan, pandangan tepat yang semuanya membantu kita mengikis diskriminasi, intoleransi, kemarahan, rasa khawatir gelisah, dan putus asa. Apabila kita hidup sesuai dengan Lima Latihan ini, kita telah menapak di atas jalan bodhisattwa. Mengetahui kita sudah di jalan ini, kita tidak lagi binasa dalam kekacauan dalam hidup tentang masa sekarang maupun masa akan datang 

Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan belas kasih serta mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis tindakan pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku.

PENGHARAPAN SEBAGAI SUATU RINTANGAN

Pengharapan sangatlah penting, karena ia bisa menjadikan saat ini tidak begitu sulit untuk dipikul.
Jika kita percaya bahwa besok akan lebih baik maka kita bisa memikul kesulitan pada hari ini.
Tetapi hanya itulah yang paling banyak bisa diberikan oleh sebuah pengharapan bagi kita menjadikan kesulitan kita lebih ringan.
Ketika saya merenungkan secara mendalam tentang sifat dari suatu pengharapan, saya melihat sesuatu yang tragis.
Karena kita melekat pada pengharapan kita di masa yang akan datang,
kita tidak memusatkan tenaga dan kemampuan kita pada saat ini.
Kita gunakan pengharapan untuk mempercayai sesuatu yang lebih baik bakal terjadi di kelak kemudian hari bahwa kita akan sampai pada kedamaian, atau Kerajaan Tuhan.
Pengharapan menjadi semacam rintangan.
Jika anda bisa menghindarkan diri dari pengharapan, anda bisa membawa diri anda sepenuhnya pada saat ini, dan menemukan kegembiraan yang sudah ada di sini.

KEHIDUPAN KITA MERUPAKAN SEBUAH KARYA SENI

Setelah suatu retret di California Selatan, seorang seniman bertanya kepada saya
“Bagaimana cara memandang setangkai bunga sehingga saya bisa menjadikannya yang terbaik bagi karya saya?”
Saya katakan,
”Jika anda melihat dengan cara itu, anda tidak dapat menyentuh bunga itu.
Tinggalkan semua proyek anda sehingga anda bisa bersama dengan si bunga tanpa ada keinginan untuk memanfaatkannya atau mendapatkan sesuatu darinya”.
Seniman yang sama mengatakan padaku,
“Ketika saya bersama seorang teman, saya ingin memanfaatkannya”.
Tentu saja kita bisa memanfaatkan seorang teman, tetapi seorang teman sesungguhnya lebih dari sekedar sumber keuntungan.
Hanya bersama dengan seorang teman, tanpa memikirkan untuk meminta dukungan bantuan atau nasehatnya, merupakan suatu seni.

TANPA TUJUAN

Di Barat, kita sangat berorientasi kepada tujuan.
Kita tahu kemana kita akan pergi, dan kita sangat terarah untuk tiba di sana.
Ini mungkin berguna tetapi kita kerapkali lupa untuk menikmati diri sendiri sepanjang perjalanan itu.

BERNAPAS DAN MENYABIT

Apakah anda pernah memotong rumput dengan sabit?
Tidak banyak orang melakukannya saat ini.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, saya membawa pulang sebuah sabit dan berusaha untuk memotong rumput di sekitar pondok saya dengan alat itu.
Diperlukan lebih dari satu minggu sebelum saya menemukan cara terbaik untuk menggunakannya.
Cara anda berdiri, cara anda memegang sabit, sudut mata pisau terhadap rumput, semuanya sangat penting.

PENGHAPUSAN PEMBAGIAN

Kita memiliki begitu banyak pembagian dalam kehidupan kita.
Bagaimana kita dapat membawa meditasi keluar dari ruang meditasi ke dapur, dan kantor?
Di ruang meditasi kita duduk diam dan berusaha untuk menyadari setiap pernapasan.
Bagaimana saat (meditasi) duduk kita mempengaruhi saat tidak (meditasi) duduk kita?
Ketika seorang dokter menyuntik anda, tidak hanya tangan anda, tetapi seluruh tubuh anda memetik manfaatnya.
Jika setiap hari anda berlatih meditasi duduk selama setengah jam, waktu itu seharusnya untuk seluruh dua puluh empat jam, dan tidak untuk setengah jam itu.
Seberkas senyuman, satu pernapasan, seharusnya demi kebaikan sepanjang hari, tidak hanya untuk saat itu.
Kita harus berlatih dengan cara menyingkirkan rintangan antara praktik dan tidak praktik.

MEDITASI MENGEMUDI

Di Vietnam, empat puluh tahun yang lalu, saya merupakan bhikkhu pertama yang mengendarai sepeda.
Pada saat itu, hal ini dianggap tidak layak.
Tetapi sekarang, para bhikkhu mengendarai sepeda motor dan mobil.
Kita harus menjadikan latihan meditasi kita mengikuti zaman dan menanggapi keadaan sebenarnya di dunia, jadi saya telah menulis syair sederhana yang dapat anda baca sebelum menyalakan mobil anda.
Saya berharap anda menemukan manfaatnya:

MEDITASI TELEPON

Telepon sangatlah menyenangkan, tetapi kita bisa dijajah olehnya.
Kita mungkin merasa bahwa deringannya mengganggu, atau merasa terganggu oleh banyaknya panggilan.
Ketika kita berbicara di telepon, kita mungkin lupa bahwa kita sedang berbicara di telepon, menghamburkan waktu (dan uang) yang sangat berharga.
Kerap kali kita membicarakan hal-hal yang tidak penting.

MEDITASI BERJALAN

Meditasi berjalan bisa menjadi sangat menyenangkan.
Kita berjalan perlahan, seorang diri atau bersama teman, jika memungkinkan di tempat yang indah.
Meditasi berjalan benar benar adalah untuk menikmati berjalan – berjalan tidaklah untuk sampai, tetapi hanya untuk berjalan.
Tujuannya adalah untuk berada pada saat ini dan sadar terhadap pernapasan dan jalan kita, untuk menikmati setiap langkah.
Oleh sebab itu kita harus melepaskan diri dari kecemasan dan kegelisahan, tidak memikirkan yang telah lampau, tidak memikirkan yang akan
datang, hanya menikmati saat ini.
Kita bisa menggandeng tangan seorang anak ketika kita melakukan itu.
Kita berjalan, kita melangkah bagaikan orang yang paling berbahagia di Bumi ini.

MENCUCI PIRING

Menurut saya, pemikiran bahwa membereskan piring-piring merupakan pekerjaan yang tidak menyenangkan hanya muncul bilamana anda tidak melaksanakannya.
Begitu anda berdiri di depan bak pencuci piring dengan lengan baju digulung dan tangan anda di dalam air hangat, hal itu sungguh cukup menyenangkan.
Saya menikmati menghabiskan waktu saya dengan setiap piring, sepenuhnya sadar terhadap piring itu, air, dan setiap gerakan tangan saya.
Saya tahu jika saya buru-buru untuk segera memakan makanan pencuci mulut maka saat mencuci piring akan tidak menyenangkan dan tidak berharga untuk dijalani.
Hal itu sangat disayangkan, karena setiap menit, setiap detik dari kehidupan adalah suatu keajaiban.
Piring-piring itu sendiri dan kenyataannya bahwa saya mencuci piring di sini merupakan keajaiban!

MAKAN DENGAN SADAR

Beberapa tahun yang lalu, saya menanyai beberapa anak,
”Apakah tujuan dari makan pagi?”
Seorang anak menjawab,
”Untuk mendapatkan kekuatan sepanjang hari”.
Yang lain menjawab,
”Tujuan makan pagi adalah untuk makan pagi”.
Saya pikir anak yang kedua lebih tepat, tujuan makan adalah untuk makan.

PERAYAAN KEAGAMAAN / EKARISTI

Praktik Ekaristi merupakan praktik kesadaran. Ketika Jesus memotong roti dan membagikannya kepada murid-murid beliau, beliau berkata, “Makanlah ini. Ini adalah dagingku”.
Beliau tahu bahwa jika murid-murid beliau memakan sepotong roti dengan kesadaran, mereka akan mempunyai kehidupan yang sebenarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mungkin memakan roti dalam kelalaian, sehingga roti itu sama sekali bukan roti, melainkan hantu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat orang di sekeliling kita, tetapi jika kita kurang memiliki kesadaran, mereka hanyalah momok, bukan orang, dan kita sendiri juga hantu.
Melatih kesadaran memungkinkan kita untuk menjadi manusia sejati.
Jika kita merupakan manusia sejati, kita juga akan melihat manusia sejati di sekeliling kita, dan kehidupan hadir dalam semua kesempurnaannya.
Latihan memakan roti, jeruk keprok, atau kue adalah sama.

Ketika kita bernapas, ketika kita sadar, ketika kita melihat secara mendalam makanan kita, kehidupan menjadi nyata pada saat itu juga.
Bagi saya, ritual Ekaristi merupakan praktik kewaspadaan yang sangat indah.
Secara drastis, Jesus berusaha untuk menyadarkan murid-murid beliau.

Source

MEDITASI JERUK KEPROK

Jika saya memberikan satu jeruk keprok yang baru dipetik untuk dinikmati, saya pikir tingkat kenikmatannya akan tergantung pada tingkat penyadaran anda.
Jika anda bebas dari kecemasan dan kegelisahan, anda akan lebih menikmatinya.
Jika anda dipengaruhi oleh kemarahan atau ketakutan, jeruk keprok itu mungkin tidak begitu nyata bagi anda.

KUE DI MASA KANAK-KANAK

Ketika saya berusia empat tahun, ibu saya selalu membawakan sepotong kue untuk saya setiap kali beliau kembali dari pasar.
Saya selalu pergi ke halaman depan dan menikmati waktu saya untuk memakan kue itu, kadang-kadang setengah jam atau empat puluh lima menit untuk sepotong kue.
Saya akan menggigit sedikit dan memandang ke atas langit.
Lalu saya akan menyentuh anjing dengan kaki saya dan memakan sedikit lagi.
Saya sungguh menikmati berada di sana, dengan langit, bumi, semak-semak bambu, kucing, anjing, bunga.
Saya bisa melakukan itu karena tidak banyak hal yang harus saya cemaskan.
Saya tidak berpikir tentang masa yang akan datang, saya tidak menyesali hal-hal yang telah lalu.
Saya sepenuhnya berada pada saat sekarang, dengan kue saya, semak-semak bambu, kucing, anjing, dan semuanya.

Adalah memungkinkan untuk memakan makanan kita selambat dan senikmat seperti saya memakan kue di masa kanak-kanak saya.
Mungkin anda berkesan bahwa anda telah kehilangan kue di masa kanak-kanak anda, tetapi saya yakin ia tetap ada di sana, dan jika anda benar-benar menginginkannya, anda dapat menemukannya.
Makan dengan sepenuh kesadaran adalah merupakan praktik meditasi yang sangat penting.
Kita bisa makan dalam suatu cara di mana kita mengingat kue di masa kanakkanak kita.
Saat ini diisi dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Jika anda penuh perhatian, anda akan menikmatinya.

Source

GENTA KEWASPADAAN

Menurut kebiasaan saya, kami menggunakan genta vihara untuk mengingatkan kami agar kembali pada saat ini.
Setiap kali kami mendengar genta, kami berhenti berbicara, menghentikan pemikiran kita dan kembali pada diri sendiri, menarik dan menghembuskan napas, serta tersenyum.
Apapun yang kami kerjakan, kami berhenti sejenak dan hanya menikmati pernapasan.
Kadang-kadang kami juga membacakan syair ini:

Dengarlah, dengarlah.
Bunyi yang indah ini membawaku kembali pada kesejatian
diriku.


Ketika kami menarik napas, kami mengatakan,
“Dengarlah, dengarlah”,
dan ketika kami mengeluarkan napas, kami mengatakan
“Bunyi yang indah ini membawaku kembali pada kesejatian diriku”.

Sejak saya tiba di Barat, saya belum banyak mendengar bunyi genta-genta vihara.
Tetapi untunglah, terdapat genta-genta gereja di seluruh Eropa.

Tampaknya tidak sebanyak itu di Amerika Serikat; saya pikir alangkah sayangnya.
Kapan saja saya mengajar di Swiss, saya selalu menggunakan genta-genta gereja untuk berlatih kewaspadaan.
Ketika genta berbunyi, saya berhenti berbicara, dan kami semua mendengarkan seluruh bunyi genta.
Kami sangat menikmatinya (saya pikir itu lebih baik daripada kuliahnya!)
Bila kita mendengar bunyi genta, kita bisa menjeda dan menikmati pernapasan kita serta berhubungan dengan keajaiban-keajaiban dari kehidupan yang berada di sekitar kita – bunga-bunga, anakanak, suara-suara yang merdu.
Setiap kali kita kembali berhubungan dengan diri kita, kondisinya menjadi menyenangkan bagi kita untuk menghadapi kehidupan pada saat ini.


Pada suatu hari di Berkeley, saya mengusulkan kepada para profesor dan mahasiswa di University of California agar setiap kali genta di kampus berbunyi, para profesor dan mahasiswa harus menjeda untuk bernapas dengan sadar.
Setiap orang harus mengambil kesempatan untuk menikmati hidup ini! Kita tidak seharusnya sibuk sepanjang hari.
Kita harus belajar untuk benar benar menikmati genta vihara, genta gereja, atau genta sekolah kita.
Genta-genta itu sangat indah dan mereka dapat menyadarkan kita.

Jika anda mempunyai genta di rumah, anda dapat mempraktikkan bernapas dan tersenyum dengan bunyinya yang merdu.
Tetapi anda tidak perlu membawa sebuah genta ke kantor atau pabrik anda.
Anda dapat menggunakan suara apapun untuk mengingatkan anda untuk menjeda, menarik dan mengeluarkan napas, serta menikmati saat ini.
Tanda atau lampu yang padam ketika anda lupa mengencangkan sabuk pengaman di mobil anda merupakan sebuah genta kewaspadaan. Bahkan bukan hanya suara, seberkas cahaya matahari yang masuk melalui jendela pun merupakan genta-genta kewaspadaan yang bisa mengingatkan kita untuk kembali pada diri sendiri, bernapas, tersenyum dan hidup sepenuhnya pada saat ini.

Source

MEDITASI DUDUK

Sikap badan untuk bermeditasi yang paling stabil adalah duduk bersilang kaki di atas bantal duduk.
Pilihlah bantal dengan ketebalan yang sesuai untuk menopang anda.
Posisi setengah teratai dan teratai penuh sangat baik untuk membangun kestabilan jasmani dan batin.
Duduk dalam posisi teratai, dengan lembut menyilangkan kaki dengan menempatkan satu kaki (untuk setengah teratai) atau kedua kaki (untuk teratai penuh) pada paha yang berlawanan.
Jika posisi teratai sulit, boleh juga duduk bersilang kaki atau dalam posisi apapun yang menyenangkan.

DUDUK DI MANA SAJA

Bila anda perlu untuk melambat dan kembali pada diri sendiri, anda tidak perlu bergegas pulang menuju ke bantal meditasi anda atau ke pusat meditasi untuk mempraktikkan bernapas dengan sadar.
Anda bisa bernapas di mana saja, dengan duduk di kursi anda di kantor atau duduk di mobil anda.

Bahkan ketika anda berada di pusat perbelanjaan yang penuh orang atau mengantri di bank, jika anda mulai merasa kosong dan perlu kembali pada diri sendiri, anda bisa berlatih bernapas dan tersenyum seraya tetap berdiri di sana.

MEMELIHARA KESADARAN DI SETIAP SAAT

Suatu senja di musim salju yang dingin, ketika saya pulang ke rumah sehabis berjalan-jalan di perbukitan, saya temukan semua pintu serta jendela di padepokan saya telah terbuka.
Ketika saya pergi tadi, saya belum menguncinya, dan angin yang dingin telah bertiup ke dalam rumah, membuka jendela-jendela dan menghamburkan semua kertas dimeja saya ke seluruh ruangan.
Segera saya menutup semua pintu dan jendela, menyalakan lampu, mengumpulkan kertas-kertas, serta menata mereka kembali dengan rapi di atas meja.
Lalu saya menyalakan api di perapian, dan dengan segera retihan batang kayu mengembalikan kembali kehangatan di dalam ruangan.

SEDIKIT BERPIKIR

Ketika kita berlatih bernapas dengan sadar maka pikiran kita akan melambat, dan kita dapat memberikan istirahat yang sebenarnya kepada diri kita.
Pada sebagian besar waktu, kita terlalu banyak berpikir, dengan demikian bernapas dengan sadar ini membantu kita untuk menjadi tenang, rileks, dan damai.
Ia membantu kita berhenti berpikir terlalu banyak dan berhenti dicengkram oleh penyesalan-penyesalan di masa lalu dan kecemasan-kecemasan
terhadap masa yang akan datang.
Ia memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan yang sangat indah pada saat ini.

SAAT INI, SAAT YANG INDAH

Di dalam masyarakat kita yang sibuk, adalah suatu keberuntungan besar untuk dapat bernapas secara sadar dari waktu ke waktu.
Kita dapat berlatih bernapas dengan sadar, tidak hanya ketika sedang duduk di ruang meditasi, tetapi juga ketika sedang bekerja di kantor atau di rumah, ketika sedang mengemudikan mobil atau duduk di dalam bus, di manapun kita berada, kapan saja dalam sepanjang hari.

BERNAPAS DENGAN SADAR

Ada sejumlah teknik bernapas yang dapat anda pakai untuk membuat kehidupan menjadi bersemangat dan lebih menyenangkan.
Latihan pertama sangatlah sederhana.
Ketika anda menarik napas, katakan pada diri sendiri,
“Menarik napas, saya tahu bahwa saya menarik napas”.
Dan ketika anda menghembuskan napas,
“Menghembuskan napas, saya tahu bahwa saya menghembuskan napas”.
Hanya itu.

SI DANDELION MENYIMPAN SENYUMKU

Jika seorang anak tersenyum, jika seorang dewasa tersenyum, itu sangat penting.
Jika di dalam kehidupan sehari-hari kita bisa tersenyum, jika kita bisa merasa damai dan bahagia, maka tidak hanya kita, tetapi setiap orang akan memperoleh manfaat darinya.
Jika kita benar-benar mengerti bagaimana cara untuk hidup, jalan lebih baik manakah yang bisa mengawali hari ini selain daripada sebuah senyuman?
Senyuman kita memperkokoh kesadaran dan keputusan kita untuk hidup dalam kedamaian dan kegembiraan.
Sumber dari senyuman sejati adalah batin yang telah terbangun atau batin yang terjaga.

Damai Di setiap Langkah

Tulisan ini merupakan isi dari salah satu buku yang pernah saya baca sebelumnya. Kebetulan tadi saya menemukan tulisan2 ini disalah satu forum, dan berinisiatif untuk menuliskannya  kembali (baca : copy) di blog saya. Semoga bermanfaat.

DAMAI DI SETIAP LANGKAH    
Ajaran Thich Nhat Hanh          

BAGIAN PERTAMA : BERNAPASLAH! ANDA MASIH HIDUP 
DUA PULUH EMPAT JAM YANG BARU
SI DANDELION MENYIMPAN SENYUMKU
BERNAPAS DENGAN SADAR
SAAT INI, SAAT YANG INDAH
SEDIKIT BERPIKIR
MEMELIHARA KESADARAN DI SETIAP SAAT
DUDUK DI MANA SAJA
MEDITASI DUDUK
GENTA KEWASPADAAN
KUE DI MASA KANAK-KANAK
MEDITASI JERUK KEPROK
PERAYAAN KEAGAMAAN / EKARISTI
MAKAN DENGAN SADAR
MENCUCI PIRING
MEDITASI BERJALAN
MEDITASI TELEPON
MEDITASI MENGEMUDI
PENGHAPUSAN PEMBAGIAN
BERNAPAS DAN MENYABIT
TANPA TUJUAN
KEHIDUPAN KITA MERUPAKAN SEBUAH KARYA SENI      
PENGHARAPAN SEBAGAI SUATU RINTANGAN



Source

DUA PULUH EMPAT JAM YANG BARU

Setiap pagi, ketika kita bangun, kita mempunyai dua puluh empat jam yang baru untuk hidup.
Alangkah berharganya pemberian ini!
Kita mempunyai kapasitas untuk hidup dalam satu cara sehingga dua puluh empat jam ini akan membawa kedamaian, kegembiraan
dan kebahagiaan bagi diri kita maupun yang lainnya.

Kedamaian itu hadir tepat di sini dan saat ini, di dalam diri kita sendiri dan di dalam setiap hal yang kita lakukan dan kita lihat.
Masalahnya adalah apakah kita bersentuhan dengannya atau tidak.
Kita tidak perlu pergi jauh untuk menikmati langit biru.
Kita tidak perlu meninggalkan kota kita atau bahkan tetangga kita untuk menikmati mata seorang anak yang cantik.
Bahkan udara yang kita hirup bisa menjadi sumber kegembiraan.

Kita bisa tersenyum, bernapas, berjalan dan memakan makanan kita dengan cara yang memungkinkan kita untuk bersentuhan dengan kebahagiaan berlimpah yang tersedia.
Kita sangat baik di dalam mempersiapkan diri untuk hidup, tetapi kurang baik di dalam menikmati kehidupan.
Kita tahu bagaimana harus mengorbankan sepuluh tahun untuk sebuah diploma dan kita mau bekerja sangat keras untuk mendapatkan pekerjaan, mobil, rumah dan sebagainya
Tetapi kita sulit mengingat bahwa kita hidup pada saat ini, satu-satunya waktu bagi kita untuk hidup.
Setiap tarikan napas kita, setiap langkah yang kita lakukan, dapat diisi dengan kedamaian, kegembiraan dan ketenangan.
Kita hanya butuh untuk bangun, hidup di saat sekarang ini.

Buku kecil ini diterbitkan sebagai sebuah lonceng kewaspadaan, suatu peringatan bahwa kebahagiaan terjadi hanya pada saat ini.
Tentu saja, rencana untuk masa depan adalah suatu bagian dari hidup.
Bahkan satu rencana pun hanya bisa dilaksanakan pada saat sekarang ini.
Buku ini merupakan ajakan untuk kembali pada saat ini dan menemukan kedamaian dan kegembiraan.
Saya sajikan beberapa pengalaman saya dan sejumlah teknik yang mungkin bisa membantu.
Tetapi janganlah menunggu sampai menyelesaikan buku ini baru menemukan kedamaian.
Kedamaian dan kebahagiaan terdapat pada setiap saat.
Pada setiap langkah itulah kedamaian terdapat.
Kita akan berjalan bergandengan tangan.
Selamat mengikuti

Source

Senin, 23 Mei 2011

Kehebatan Memberi

Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima, karena ada keajaiban dibalik "memberi".
Suatu rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar.

Memberi itu menyehatkan.
Dr. Allan Kuts mengadakan penelitian yang melibatkan 3.000 sukarelawan, mengambil kesimpulan : "memberi atau menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa stres, meningkatkan endorfin dan meningkatkan kesehatan"

Prof. David Mc Clelland juga menambahkan : "melakukan sesuatu yang positif terhadap orang lain akan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sebaliknya orang kikir cenderung terserang penyakit"

Mengapa demikian ?
Karena orang kikir biasanya cinta uang, bila uangnya sedikit berkurang maka dia akan stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mengurangi kekebalan tubuh.

Memberi dapat memperpanjang umur, James Hous dalam risetnya menyimpulkan : "menolong orang lain secara sukarela meningkatkan kebugaran tubuh dan angka harapan hidup"

Aku Tak Pernah Tau

bergetar hati ini saat mengingat dirimu
mungkin saja diri ini tak terlihat olehmu
aku pahami itu


bagaimana caranya agar kamu tahu bahwa
kau lebih dari indah di dalam hati ini
lewat lagu ini ku ingin kamu mengerti
aku sayang kamu, ku ingin bersamamu
meski ku tak pernah tahu kapan kau kan mengerti
ku coba tuk berharap

Belajarlah Menulis Di atas Pasir

Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir.

Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar pipi temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir: "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU"

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, di mana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.

Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU".

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya: "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu ?"

Temannya sambil tersenyum menjawab : "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir, agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut, dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi,kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karena cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu.

Belajarlah menulis diatas pasir.

Life is an everlasting learning, learn how to be honest to your own heart and learn to have a big opened heart to love deeply and to forgive quickly.

Source

Masa Remaja Nikmati Saja


ini lagu ceria, ini lagu bahagia
ini lagu yang bisa membuat senyummu jadi indah
jangan kau cemberut.ah
nikmati saja semua
selalu ada sedih dan senang
itu soal biasa hmmm

masa indah, masa-masa indah jangan kau buang teman
detak cinta, detak-detak cinta kunikmati saja

nanananananana.ini lagu bahagia
nanananananana.indahnya masa-masa remaja
nanananananana.ini lagu bahagia
nanananananana.
aku sang remaja 3x
menatap dunia

ini lagu ceria, ini lagu bahagia
ini lagu yang bisa membuat senyummu jadi indah
masa indah, masa-masa indah jangan kau buang teman
detak cinta, detak-detak cinta kunikmati saja

nanananananana.ini lagu bahagia
nanananananana.indahnya masa-masa remaja
nanananananana.ini lagu bahagia
nanananananana.aku sang remaja
nanananananana.
aku sang remaja 3x
menatap dunia.menatap dunia



hmmm.... betul.. betul.. betul...
masa remaja masa paling indah... jangan kau buang, nikmati saja teman...
saatnya menikmati masa remaja...
detak cinta, detak-detak cinta kunikmati saja...
nikmati saja prendd....

Jumat, 20 Mei 2011

Sendok Kuah

John mengundang ibunya makan malam di apartemennya. Sewaktu makan, ibunya selalu memperhatikan betapa cantiknya teman seapartemen anaknya, John.

Sang ibu malah sudah lama memendam kecurigaan adanya hubungan istimewa antara John dan teman seapartemennya. Oleh sebab itu menambah keinginantahuan sang ibu tentang hubungan anaknya itu. Hingga malam hari, sang ibu memperhatikan bagaimana kedua insan itu berinteraksi sang ibu mulai ber-tanya2 dalam hatinya, ada apa di balik hubungan John dan temannya itu yang tidak kasat mata. Membaca pikiran sang ibu, John berkata,"Saya tahu apa yang ada dalam pikiran ibu, tetapi saya jamin, Julie dan saya hanyalah TEMAN BIASA saja."

Satu minggu kemudian, Julie mengatakan pada John, "Sejak ibumu datang makan malam, saya tidak dapat lagi Menemukan sendok perak kuah itu. Kau tidak akan mengira Ibumu membawanya bukan." John berkata,"Aku meragukan hal itu, tetapi untuk memastikannya Aku akan menulis surat padanya.”

Lalu John menulis suratnya sebagai berikut :

Ibu yang tercinta, Saya tidak mengatakan ibu "mengambil" sendok kuah dari apartemenku, Dan saya juga tidak mengatakan ibu "tidak mengambil" sendok kuah itu. Tetapi faktanya adalah bahwa sendok kuah itu raib, sejak ibu datang makan malam di sini.

Beberapa hari kemudian, John menerima surat dari ibunya yang berbunyi:
Puteraku sayang. Ibu tidak mengatakan kau "tidur" dengan Julie, dan ibu juga tidak mengatakan kau "tidak tidur" dengannya. Tetapi faktanya adalah bila Julie tidur di tempat tidurnya sendiri, dia akan menemukan sendok kuah itu.
Ibumu tercinta.

Pelajaran untuk Hari ini ------ "Jangan membohongi ibumu"... ^_^

Source

Shmily

Kakek dan nenekku sudah lebih dari setengah abad menikah, namun tetap memainkan permainan istimewa itu sejak mereka bertemu pertama kali. Tujuan pemainan mereka adalah menulis kata "shmily" di tempat yang secara tak terduga akan ditemukan oleh yang lain.

Mereka bergantian menulis "shmily" di mana saja di dalam rumah. Begitu yang lain menemukannya, maka yang menemukan sekali lagi mendapat giliran menulis kata itu di tempat tersembunyi. Dengan jari mereka menorehkan "shmily" di dalam wadah gula atau wadah tepung, untuk ditemukan oleh siapapun yang mendapat giliran menyiapkan makanan.

Telaga Cermin

Suatu ketika di sebuah sabana, berkumpullah kelompok harimau. Di kelompok itu, juga tinggal beberapa harimau muda yang baru mulai belajar berburu. Ada seekor harimau muda yang terlihat menjauh dari kelompok itu. Dia ingin mencari tantangan. Kaki-kaki mudanya melintasi rumput-rumput yang belum terjamah. Matanya terlihat waspada mengawasi sekitarnya. Tanpa disadari, kakinya menuju sebuah telaga yang menjorok ke dalam. Airnya begitu bening, memantulkan apa saja yang terlihat di atasnya. Sang harimau muda terkejut, ketika dilihatnya ada seekor harimau lain di sana. “Hei...ada harimau lain yang tinggal di dalam air.”

Kucing besar itu masih tertegun ketika melihat harimau di telaga itu selalu mengikuti setiap gerak-geriknya. Ketika dia mundur menjauh, harimau dalam telaga itu pun ikut menghilang. Sesaat kemudian, harimau itu menyembulkan kepalanya, oh, ternyata harimau telaga itu masih ada. Dipasangnya senyum persahabatan, dan ada balasan senyum dari arah telaga. “Akan kuberitahu yang lain. Ada seekor harimau baik hati yang tinggal di tempat ini.”

Telaga Hati

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya", ujar pak tua. "Pahit, pahit sekali", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping.

Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dgn sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya?". "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua. "Tidak," sahut pemuda itu.

Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Pak tua itu lalu kembali menasehatkan: "Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya? Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian."

Karena Hidup adalah sebuah pilihan...
mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang?
Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.

Source

Bila Engkau

Bila Engkau tidak bisa menjadi pohon cemara di bukit,
Jadilah belukar yang indah di tepi parit.

Bila Engkau tak bisa menjadi belukar,
Jadilah rumput yang membuat jalan-jalan semarak.

Bila Engkau tak bisa menjadi gurami,
Jadilah teri yang terindah di tambak.

Bila Engkau tak bisa menjadi komandan,
Jadilah prajurit yang tangguh.

Bukan kebesaran yang menentukan menang atau kalah,
Yang penting jadilah wajar, apa adamu, dan menjadi dewasa

-Douglas Malloch-

Source

SOICHIRO HONDA : "Lihat Gagal Saya"

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia terus bermimpi dan bermimpi...

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaraan ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda – Soichiro Honda - diliputi kegagalan? Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

Baju-Baju Yang Menipu

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.

Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge."Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut."Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat."Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya."Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.

"Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai.
Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai.
Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu.

Source

Kearifan Emas

Seorang pemuda mendatangi Zen-sei dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain."

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"
Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."
"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Balon Hitam

Seorang anak laki-laki kecil berkulit hitam terus saja memperhatikan seorang penjual balon di sebuah tempat keramaian di tengah kota. Orang itu memang nampak seperti seorang pedagang yang baik hati karena dia melepaskan sebuah balon merah, membiarkan balon itu perlahan-lahan membubung tinggi ke angkasa.

Dengan cara demikian dia bermaksud menarik perhatian orang banyak agar membeli balonnya.Tak lama kemudian, kembali dia melepaskan sebuah balon, kali ini yang berwarna biru, selang berapa lama kemudian dia melepaskan lagi balon berwarna kuning, lalu balon hijau, kemudian yang putih. Semua balon yang dilepasnya naik membubung tinggi ke langit sampai akhirnya menghilang dari pandangan.

Anak kecil berkulit hitam itu terus menerus memandang balon berwarna hitam dan akhirnya bertanya : "Pak, kalau balon hitam itu dilepaskan, apakah dia juga dapat naik membubung tinggi sama seperti balon-balon yang lain ?"

Penjual balon itu tersenyum penuh pengertian. Ia segera memutuskan benang yang mengikat balon hitam itu dan balon hitam itupun perlahan-lahan naik membubung tinggi ke angkasa. Dengan ramah penjual balon itu berkata, "Nak, bukan warnanya melainkan apa yang ada di dalamnya yang membuatnya naik."

Pesan Moralnya : "Jangan menilai seorang dari penampilannya, tetapi nilailah dia berdasarkan apa yang ada di hatinya."

Source

Membalas Budi Orang Tua

Kunyatakan, O para bhikkhu, ada dua orang yang tidak pernah dapat dibalas budinya oleh seseorang. Apakah yang dua itu? Ibu dan Ayah.

Bahkan seandainya saja seseorang memikul ibunya ke mana-mana di satu bahunya dan memikul ayahnya di bahu yang lain, dan ketika melakukan ini dia hidup seratus tahun, mencapai usia seratus tahun; dan seandainya saja dia melayani ibu dan ayahnya dengan meminyaki mereka, memijit, memandikan, dan menggosok kaki tangan mereka, serta membersihkan kotoran mereka di sana – bahkan perbuatan itupun belum cukup, dia belum dapat membalas budi ibu dan ayahnya. Bahkan seandainya saja dia mengangkat orang tuanya sebagai raja dan penguasa besar di bumi ini, yang sangat kaya dalam tujuh macam harta, dia belum berbuat cukup untuk mereka, dia belum dapat membalas budi mereka.

Apakah alasan untuk hal ini?

Orang tua berbuat banyak untuk anak mereka: mereka membesarkannya, memberi makan dan membimbingnya melalui dunia ini.

Tetapi, O para bhikkhu, seseorang yang mendorong orang tuanya yang tadinya tidak percaya, membiasakan dan mengukuhkan mereka di dalam keyakinan; yang mendorong orang tuanya yang tadinya tidak bermoral, membiasakan dan mengukuhkan mereka di dalam moralitas; yang mendorong orang tuanya yang tadinya kikir, membiasakan dan mengukuhkan mereka di dalam kedermawanan; yang mendorong orang tuanya yang tadinya bodoh batinnya, membiasakan dan mengukuhkan mereka di dalam kebijaksanaan - orang seperti itu, O para bhikkhu, telah berbuat cukup untuk ibu dan ayahnya: dia telah membalas budi mereka dan lebih dari membalas budi atas apa yang telah mereka lakukan.

Dimanakah Kebahagiaan?

Ada dua ekor anjing yang bersahabat. Anjing yang besar dan anjing yang kecil. Anjing yang kecil selalu mengeluh tentang penderitaan hidupnya dan selalu berharap kapan kiranya dewa keberuntungan akan datang untuk menolongnya agar terlepas dari penderitaan dunia.

Dunia Tak Selalu Sama

Dunia tak selalu sama, dan kita harus belajar untuk menyesuaikan diri.
Kondisi dunia setiap saat selalu berubah, kita bahagia dan dengan sangat mudah menikmati kebahagiaan itu. Kita menderita dan sangat sulit menerima perubahan itu. Dunia tak selalu sama, dan kita harus belajar untuk menyesuaikan diri jika kita ingin bertahan hidup.

Sabtu, 14 Mei 2011

Rumah yang Sunyi

Suatu pagi, di sebuah rumah, terdengar teriakan suara seorang ibu memberi perintah dan omelan kepada kedua putranya.

"Ayo, cepat. Makan jangan lambat-lambat begitu! Buku PR-nya sudah dimasukin ke dalam tas? Bercandanya nanti saja kalau sudah pulang dari sekolah. Ayo anak-anak, jangan terlambat, nanti kena hukuman lagi lho!" seru si ibu dengan nada tegas.

Kisah Anuruddha Thera

DHAMMAPADA VII, 4

Suatu hari Anuruddha Thera mencari beberapa kain bekas di dalam timbunan sampah untuk dibuat jubah, sebab jubah lamanya telah kotor dan koyak. Jalini, istrinya pada kehidupan yang lampau, dan sekarang berada di alam dewa melihatnya. Mengetahui bahwa sang thera sedang mencari beberapa kain bekas, ia mengambil tiga lembar kain dari alam dewa dan menaruhnya ke dalam timbunan sampah, serta membuatnya terlihat. Anuruddha Thera menemukan kain tersebut dan membawanya ke vihara.

Kisah Belatthasisa Thera

DHAMMAPADA VII, 3

Belatthasisa Thera, setelah pergi berpindapatta di suatu desa, berhenti di tepi jalan dan memakan makanannya. Setelah makan, ia meneruskan berpindapatta untuk memperoleh dana makanan lagi. Ketika telah merasa cukup ia kembali ke vihara, mengeringkan nasi dan menyimpannya. Jadi ia tidak perlu berpindapatta setiap hari, sehingga ia dapat bermeditasi Jhana selama dua atau tiga hari. Begitu selesai meditasi, ia memakan nasi kering yang telah disimpannya, setelah merendamnya terlebih dulu dalam air. Bhikkhu-bhikkhu lain berpikiran buruk terhadap kelakuan thera itu. Mereka melaporkan hal tersebut kepada Sang Buddha.

Pemburu dan Peternak Domba

Alkisah, pada zaman dahulu di sebuah desa, hiduplah keluarga pemburu dan peternak yang bertetangga. Untuk membantu saat berburu, si pemburu memiliki anjing-anjing peliharaan yang galak namun kurang terlatih. Celakanya, saat di rumah, anjing-anjing itu sering melompati pagar dan melukai domba-domba si peternak.

Be an ACTOR, not a REACTOR

Tadi pagi, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli beberapa koran serta majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut.

Orang pertama jelas jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu. Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.

Orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, "Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual menyebalkan itu?"

Sahabatnya menjawab, "Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."

"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah orang pertama. Ia masih merasa kesal.

"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri."

Yes!! Itu point-nya!!

Seandainya ada orang yang melakukan hal yang buruk kepada kita, jangan pernah biarkan orang tersebut menentukan cara kita bertindak. Sayangnya, seringkali kita tidak berbuat demikian. Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadinya sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Mari renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dgn baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik!! Be an "actor", not a "reactor". Luar biasa!

Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Minggu, 08 Mei 2011

Kisah Sebuah Cangkir : Ada Harga Yang Harus Dibayar

Sepasang  kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat  cangkir  itu,”  kata  si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Kisah Pertanyaan Jivaka

DHAMMAPADA VII, 1

Devadatta, pada suatu kesempatan, mencoba untuk membunuh Sang Buddha dengan mendorong batu besar dari puncak bukit Gijjhakuta (Puncak Burung Nasar). Batu tersebut jatuh membentur kaki Sang Buddha. Kemudian Beliau dibawa ke Vihara Hutan Mangga milik Jivaka.

Peristiwa Kelahiran Agung

Sang Buddha lahir di antara suku Sakya (623 SM), di sebuah kerajaan di negeri yang sekarang bernama Nepal. Raja bernama Suddhodhana, permaisurinya adalah Ratu Maya. Meskipun Raja Suddhodana dan Ratu Maya sudah lama menikah, namun anak yang sangat mereka dambakan belum juga mereka peroleh, sampai pada suatu waktu Ratu Maya mencapai umur 45 tahun. Ketika itu Ratu Maya ikut serta dalam perayaan Asadha yang berlangsung tujuh hari lamanya. Setelah perayaan selesai Ratu Maya mandi dengan air wangi, mengucapkan janji uposatha dan kemudian masuk ke kamar tidur.

Kamis, 05 Mei 2011

Miss... miss... missi dong...

Missi ya.. numpang posting sebentar..
Cuma mau bilang lagi miss sekalia...
kalo versi lebainya *Aku rindu setengah mati kepadamu..
Dalam kondisi bingung, bimbang, pusing, tertekan, dan sedikit frustasi (banyak lebaiii) seperti ini, betul2 merindukan seseorang.
Seseorang yang biasanya menjadi tempat bertanya dan menumpahkan segala perasaan bingung hingga akhirnya bisa bikin sedikit plonggg dan memberikan solusi yang menenangkan..
Seseorang yang menjadi tempat berbagi kebahagiaan, padanya kuceritakan semua hal indah yang kualami hari ini.. hahhahaha.... lebai..
Disaat2 seperti ini betul2 merindukan dan membutuhkannya. Ingin rasanya dia hadir disini dalam sosok yang nyata.. hahahhha.... mungkinkah??
Mungkin atau tak mungkin, semoga suatu saat itu menjadi mungkin, tapi karna hanya mungkin jadi ya mungkin-mungkinan mi.
Selanjutnya g tau lagi mau bilang apa, hanya bisa ingat ini .. dan satu kata r*n*u..