Menurut kebiasaan saya, kami menggunakan genta vihara untuk mengingatkan kami agar kembali pada saat ini.
Setiap kali kami mendengar genta, kami berhenti berbicara, menghentikan pemikiran kita dan kembali pada diri sendiri, menarik dan menghembuskan napas, serta tersenyum.
Apapun yang kami kerjakan, kami berhenti sejenak dan hanya menikmati pernapasan.
Kadang-kadang kami juga membacakan syair ini:
Dengarlah, dengarlah.
Bunyi yang indah ini membawaku kembali pada kesejatian
diriku.
Ketika kami menarik napas, kami mengatakan,
“Dengarlah, dengarlah”,
dan ketika kami mengeluarkan napas, kami mengatakan
“Bunyi yang indah ini membawaku kembali pada kesejatian diriku”.
Sejak saya tiba di Barat, saya belum banyak mendengar bunyi genta-genta vihara.
Tetapi untunglah, terdapat genta-genta gereja di seluruh Eropa.
Tampaknya tidak sebanyak itu di Amerika Serikat; saya pikir alangkah sayangnya.
Kapan saja saya mengajar di Swiss, saya selalu menggunakan genta-genta gereja untuk berlatih kewaspadaan.
Ketika genta berbunyi, saya berhenti berbicara, dan kami semua mendengarkan seluruh bunyi genta.
Kami sangat menikmatinya (saya pikir itu lebih baik daripada kuliahnya!)
Bila kita mendengar bunyi genta, kita bisa menjeda dan menikmati pernapasan kita serta berhubungan dengan keajaiban-keajaiban dari kehidupan yang berada di sekitar kita – bunga-bunga, anakanak, suara-suara yang merdu.
Setiap kali kita kembali berhubungan dengan diri kita, kondisinya menjadi menyenangkan bagi kita untuk menghadapi kehidupan pada saat ini.
Pada suatu hari di Berkeley, saya mengusulkan kepada para profesor dan mahasiswa di University of California agar setiap kali genta di kampus berbunyi, para profesor dan mahasiswa harus menjeda untuk bernapas dengan sadar.
Setiap orang harus mengambil kesempatan untuk menikmati hidup ini! Kita tidak seharusnya sibuk sepanjang hari.
Kita harus belajar untuk benar benar menikmati genta vihara, genta gereja, atau genta sekolah kita.
Genta-genta itu sangat indah dan mereka dapat menyadarkan kita.
Jika anda mempunyai genta di rumah, anda dapat mempraktikkan bernapas dan tersenyum dengan bunyinya yang merdu.
Tetapi anda tidak perlu membawa sebuah genta ke kantor atau pabrik anda.
Anda dapat menggunakan suara apapun untuk mengingatkan anda untuk menjeda, menarik dan mengeluarkan napas, serta menikmati saat ini.
Tanda atau lampu yang padam ketika anda lupa mengencangkan sabuk pengaman di mobil anda merupakan sebuah genta kewaspadaan. Bahkan bukan hanya suara, seberkas cahaya matahari yang masuk melalui jendela pun merupakan genta-genta kewaspadaan yang bisa mengingatkan kita untuk kembali pada diri sendiri, bernapas, tersenyum dan hidup sepenuhnya pada saat ini.
Source
Setiap kali kami mendengar genta, kami berhenti berbicara, menghentikan pemikiran kita dan kembali pada diri sendiri, menarik dan menghembuskan napas, serta tersenyum.
Apapun yang kami kerjakan, kami berhenti sejenak dan hanya menikmati pernapasan.
Kadang-kadang kami juga membacakan syair ini:
Dengarlah, dengarlah.
Bunyi yang indah ini membawaku kembali pada kesejatian
diriku.
Ketika kami menarik napas, kami mengatakan,
“Dengarlah, dengarlah”,
dan ketika kami mengeluarkan napas, kami mengatakan
“Bunyi yang indah ini membawaku kembali pada kesejatian diriku”.
Sejak saya tiba di Barat, saya belum banyak mendengar bunyi genta-genta vihara.
Tetapi untunglah, terdapat genta-genta gereja di seluruh Eropa.
Tampaknya tidak sebanyak itu di Amerika Serikat; saya pikir alangkah sayangnya.
Kapan saja saya mengajar di Swiss, saya selalu menggunakan genta-genta gereja untuk berlatih kewaspadaan.
Ketika genta berbunyi, saya berhenti berbicara, dan kami semua mendengarkan seluruh bunyi genta.
Kami sangat menikmatinya (saya pikir itu lebih baik daripada kuliahnya!)
Bila kita mendengar bunyi genta, kita bisa menjeda dan menikmati pernapasan kita serta berhubungan dengan keajaiban-keajaiban dari kehidupan yang berada di sekitar kita – bunga-bunga, anakanak, suara-suara yang merdu.
Setiap kali kita kembali berhubungan dengan diri kita, kondisinya menjadi menyenangkan bagi kita untuk menghadapi kehidupan pada saat ini.
Pada suatu hari di Berkeley, saya mengusulkan kepada para profesor dan mahasiswa di University of California agar setiap kali genta di kampus berbunyi, para profesor dan mahasiswa harus menjeda untuk bernapas dengan sadar.
Setiap orang harus mengambil kesempatan untuk menikmati hidup ini! Kita tidak seharusnya sibuk sepanjang hari.
Kita harus belajar untuk benar benar menikmati genta vihara, genta gereja, atau genta sekolah kita.
Genta-genta itu sangat indah dan mereka dapat menyadarkan kita.
Jika anda mempunyai genta di rumah, anda dapat mempraktikkan bernapas dan tersenyum dengan bunyinya yang merdu.
Tetapi anda tidak perlu membawa sebuah genta ke kantor atau pabrik anda.
Anda dapat menggunakan suara apapun untuk mengingatkan anda untuk menjeda, menarik dan mengeluarkan napas, serta menikmati saat ini.
Tanda atau lampu yang padam ketika anda lupa mengencangkan sabuk pengaman di mobil anda merupakan sebuah genta kewaspadaan. Bahkan bukan hanya suara, seberkas cahaya matahari yang masuk melalui jendela pun merupakan genta-genta kewaspadaan yang bisa mengingatkan kita untuk kembali pada diri sendiri, bernapas, tersenyum dan hidup sepenuhnya pada saat ini.
Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)