Setelah suatu retret di California Selatan, seorang seniman bertanya kepada saya
“Bagaimana cara memandang setangkai bunga sehingga saya bisa menjadikannya yang terbaik bagi karya saya?”
Saya katakan,
”Jika anda melihat dengan cara itu, anda tidak dapat menyentuh bunga itu.
Tinggalkan semua proyek anda sehingga anda bisa bersama dengan si bunga tanpa ada keinginan untuk memanfaatkannya atau mendapatkan sesuatu darinya”.
Seniman yang sama mengatakan padaku,
“Ketika saya bersama seorang teman, saya ingin memanfaatkannya”.
Tentu saja kita bisa memanfaatkan seorang teman, tetapi seorang teman sesungguhnya lebih dari sekedar sumber keuntungan.
Hanya bersama dengan seorang teman, tanpa memikirkan untuk meminta dukungan bantuan atau nasehatnya, merupakan suatu seni.
Telah menjadi semacam kebiasaan untuk melihat sesuatu dengan tujuan memperoleh sesuatu.
Kita menyebutnya
“pragmatisme”
dan kita mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang berbalas.
Jika kita bermeditasi untuk mendapatkan kebenaran, tampaknya kita akan mendapatkan balasan yang baik.
Di dalam meditasi, kita berhenti dan kita melihat ke dalam.
Kita berhenti hanya untuk bernapas, untuk berada bersama diri kita sendiri dan dunia.
Jika kita mampu berhenti, kita mulai melihat dan jika kita dapat melihat, kita memahami.
Kedamaian dan kebahagiaan adalah buah dari proses ini.
Kita harus menguasai seni berhenti ini agar benarbenar dapat bersama teman kita dan dengan bunga tersebut.
Bagaimana kita bisa membawa unsur-unsur kedamaian kepada masyarakat yang sangat terbiasa mengambil keuntungan?
Bagaimana senyuman kita bisa menjadi sumber kegembiraan dan bukan hanya satu manuver diplomatik?
Ketika kita tersenyum pada diri sendiri, senyum itu bukan diplomasi, ia merupakan bukti bahwa kita adalah diri kita sendiri, bahwa kita memiliki kedaulatan terhadap diri kita sendiri.
Dapatkah kita menulis sajak tentang berhenti, tentang tanpa tujuan atau hanya seperti apa adanya?
Bisakah kita menggambarkan sesuatu tentang hal itu?
Segala sesuatu yang kita kerjakan akan menjadi satu tindakan berpuisi atau melukis, jika kita melakukannya dengan kesadaran.
Menanam selada adalah berpuisi. Berjalan ke supermarket bisa merupakan suatu lukisan.
Ketika kita tidak merisaukan diri kita mengenai apakah sesuatu itu merupakan karya seni atau tidak, jika dalam setiap saat kita hanya bertindak dengan ketenangan dan kesadaran, setiap menit dari kehidupan kita merupakan karya seni.
Bahkan ketika kita tidak melukis atau menulis, kita tetap berkarya.
Kita mengandung keindahan, kegembiraan dan kedamaian, dan kita menjadikan kehidupan ini lebih indah bagi banyak orang.
Kadangkala lebih baik tidak membicarakan kesenian dengan menggunakan kata
“seni”.
Jika kita hanya berbuat dengan kesadaran dan ketulusan hati, kesenian kita akan berbunga dan kita sama sekali tidak perlu membicarakannya.
Bilamana kita tahu bagaimana untuk menjadi damai, kita menemukan bahwa seni adalah jalan yang sangat indah untuk membagi kedamaian kita.
Ekspresi seni akan muncul pada satu atau lain kesempatan, tetapi manusianya adalah yang perlu sekali.
Jadi kita harus kembali pada diri sendiri, dan ketika kita memiliki kegembiraan serta kedamaian di dalam diri sendiri, karya seni kita akan cukup wajar dan mereka akan melayani dunia secara positif.
Source
“Bagaimana cara memandang setangkai bunga sehingga saya bisa menjadikannya yang terbaik bagi karya saya?”
Saya katakan,
”Jika anda melihat dengan cara itu, anda tidak dapat menyentuh bunga itu.
Tinggalkan semua proyek anda sehingga anda bisa bersama dengan si bunga tanpa ada keinginan untuk memanfaatkannya atau mendapatkan sesuatu darinya”.
Seniman yang sama mengatakan padaku,
“Ketika saya bersama seorang teman, saya ingin memanfaatkannya”.
Tentu saja kita bisa memanfaatkan seorang teman, tetapi seorang teman sesungguhnya lebih dari sekedar sumber keuntungan.
Hanya bersama dengan seorang teman, tanpa memikirkan untuk meminta dukungan bantuan atau nasehatnya, merupakan suatu seni.
Telah menjadi semacam kebiasaan untuk melihat sesuatu dengan tujuan memperoleh sesuatu.
Kita menyebutnya
“pragmatisme”
dan kita mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang berbalas.
Jika kita bermeditasi untuk mendapatkan kebenaran, tampaknya kita akan mendapatkan balasan yang baik.
Di dalam meditasi, kita berhenti dan kita melihat ke dalam.
Kita berhenti hanya untuk bernapas, untuk berada bersama diri kita sendiri dan dunia.
Jika kita mampu berhenti, kita mulai melihat dan jika kita dapat melihat, kita memahami.
Kedamaian dan kebahagiaan adalah buah dari proses ini.
Kita harus menguasai seni berhenti ini agar benarbenar dapat bersama teman kita dan dengan bunga tersebut.
Bagaimana kita bisa membawa unsur-unsur kedamaian kepada masyarakat yang sangat terbiasa mengambil keuntungan?
Bagaimana senyuman kita bisa menjadi sumber kegembiraan dan bukan hanya satu manuver diplomatik?
Ketika kita tersenyum pada diri sendiri, senyum itu bukan diplomasi, ia merupakan bukti bahwa kita adalah diri kita sendiri, bahwa kita memiliki kedaulatan terhadap diri kita sendiri.
Dapatkah kita menulis sajak tentang berhenti, tentang tanpa tujuan atau hanya seperti apa adanya?
Bisakah kita menggambarkan sesuatu tentang hal itu?
Segala sesuatu yang kita kerjakan akan menjadi satu tindakan berpuisi atau melukis, jika kita melakukannya dengan kesadaran.
Menanam selada adalah berpuisi. Berjalan ke supermarket bisa merupakan suatu lukisan.
Ketika kita tidak merisaukan diri kita mengenai apakah sesuatu itu merupakan karya seni atau tidak, jika dalam setiap saat kita hanya bertindak dengan ketenangan dan kesadaran, setiap menit dari kehidupan kita merupakan karya seni.
Bahkan ketika kita tidak melukis atau menulis, kita tetap berkarya.
Kita mengandung keindahan, kegembiraan dan kedamaian, dan kita menjadikan kehidupan ini lebih indah bagi banyak orang.
Kadangkala lebih baik tidak membicarakan kesenian dengan menggunakan kata
“seni”.
Jika kita hanya berbuat dengan kesadaran dan ketulusan hati, kesenian kita akan berbunga dan kita sama sekali tidak perlu membicarakannya.
Bilamana kita tahu bagaimana untuk menjadi damai, kita menemukan bahwa seni adalah jalan yang sangat indah untuk membagi kedamaian kita.
Ekspresi seni akan muncul pada satu atau lain kesempatan, tetapi manusianya adalah yang perlu sekali.
Jadi kita harus kembali pada diri sendiri, dan ketika kita memiliki kegembiraan serta kedamaian di dalam diri sendiri, karya seni kita akan cukup wajar dan mereka akan melayani dunia secara positif.
Source
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)