Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Jumat, 07 Oktober 2011

Tonjokan Yang Melukai Diri Sendiri

Jika kamu menonjok sebongkah batu, walaupun batu itu tidak menonjok balik, kamu akan tetap merasakan sakit.
Saya pernah menuliskan ini di kolom status saya di FB, tapi sepertinya orang2 yang tidak mengerti hanya menganggap ini adalah satu kalimat konyol yang walaupun tidak saya katakan pun semua orang sudah pasti tau. Kalau kita menonjok batu maka tangan pasti akan terasa sakit, dan mana ada batu yang bisa menonjok balik?

"Sepertinya yang buat status agak kurang waras deh!" hahahha... mungkin ada sebagian orang yang berpikir demikian. Namun dari beberapa teman yang sempat singgah dan memberikan komentar, sepertinya memang tidak ada yang mengerti maksud dari kalimat ini, selain menganggap bahwa kalimat ini tidak lebih dari sebuah kalimat konyol yang tidak perlu diungkapkan.

Tetapi taukah Anda apa maksud dari kalimat ini?
Cobalah berpikir sejenak sebelum melanjutkan membaca...

Setelah berpikir, renungkanlah apa makna yang kalian dapat?
Jika malas berpikir, lanjutkan saya membaca. Tetapi jika malas membaca, tutup saja halaman ini dan teruslah menganggap bahwa itu adalah kalimat konyol yang tak ada artinya.

Yang masih terus membaca, bacalah dengan baik, teliti, kalimat konyol itu punya makna yang sangat dalam.
Kalimat itu saya kutip dari sebuah buku yang berjudul "Di bawah Pohon Jambu Air" tulisan Thich Nath Hant.
Jika kamu menonjok sebongkah batu, walaupun batu itu tidak menonjok balik, kamu akan tetap merasakan sakit.
Apa maksudnya?
Kemarahan, kebencian, dan perasaan jahat lainnya akan melukai dirimu sendiri. Jika kamu marah, memaki, membenci orang lain, walaupun orang itu tidak membalas memarahi, memaki ataupun membencimu, kamu akan tetap merasakan sakit. Karena sakit itu muncul dari perasaan marah, benci yang ada di dalam dirimu. Orang pertama yang akan terluka adalah diri sendiri. Renungkanlah ini dengan baik.

Bayangkan ketika kemarahan memenuhi dirimu, apakah pada saat itu kamu merasa bahagia?
Dan ketika kamu menemukan orang yang tepat untuk menerima segala kemarahanmu, kamu memarahinya, menumpahkan segala kekecewaan dan kemarahan yang terkumpul dalam dirimu, memakinya, menganggapnya seperti sampah. Setelah semua itu berakhir, apakah ada kebahagiaan yang kamu temukan di dalam dirimu?
"Tidak", jelas sekali "Tidak". Yang muncul pada saat itu adalah rasa sakit yang lebih, kekecewaan yang lebih, penyesalan. Bahkan ketika orang itu tidak membalas, maka kamu akan menyesal telah melakukan hal buruk kepadanya, kamu telah melukainya, dan terlebih melukai dirimu sendiri. Sama ketika kamu menonjok sebongkah batu, sebelum batu itu membalas menonjokmu, tanganmu telah terluka lebih dulu. Bahkan ketika kamu menunggu dan batu itu tidak juga membalas menonjokmu, tanganmu akan tetap terluka karena menonjoknya. Begitulah kemarahan, kebencian, dan cacian yang kita berikan, yang kita tumpahkan kepada orang lain, terlebih dahulu akan melukai diri kita sendiri.

1 komentar:

  1. siapa juga yg mau tonjok batu?

    eh, baru sadar kalo ada link blog ku di sini, link baliknya udah terpasang kok.

    BalasHapus

berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)