
Tadi pagi seperti biasa, berangkat dari rumah menuju kampus merah, naik kendaraan biru. Tapi ada yang tak biasa, mungkin hanya karena kebetulan penumpang dalam kendaraan itu lagi sepi makanya pak supir tidak menancap kencang gas kendaraannya menaiki jembatan layang (fly over) yang memotong Jl. A. Pettarani dan Jl. Tol Reformasi, tetapi malah berjalan perlahan dan rela melewati antrian kendaraan di lampu merah yang terletak tepat di bawah jembatan fly over. Sekilas terlihat olehku pemandangan yang selama ini kucari2 dibalik gemerlapnya kota Makassar, apakah itu? "Potret keberadaan anak jalanan" yang ternyata memang benar masih menghiasi kota Makassar. Sangat jelas terlihat dua orang anak yang masih sangat kecil untuk usia seorang pedangang koran sedang asik duduk di atas trotoar yang menjadi pemisah dua jalur jalan sambil memegang tumpukan korang yang sepertinya masih banyak. Sesekali mereka berdiri dan berjalan menghampiri kendaraan yang sedang berhenti menunggu aba2 lampu hijau.
Dua anak kecil yang sedang berjualan koran |
Hemmm.... panasnya hati ini melihat pemandangan seperti itu rasanya ingin turun dari angkot dan segera 'jepret' 'jepret', seketika terjadi pergolakan batin, turun ndak ya?. . . . turun ndak ya? . . . . ujung2nya ndak jadi turun

Tapi semuanya tidak berakhir sampai disitu, hari ini sepertinya adalah hari yang cukup panjang untuk bertemu banyak anak jalanan. Setelah pulang dari kampus, melewati M'tos dan lagi melihat seorang anak jalanan di sana, mau . . ngak . . mau . . ngak . . . akhirnya g jadi turun lagi dari angkot. Perjalanan pun dilanjutkan hingga terjadi kebetulan yang kedua di hari ini, lagi2 angkotnya lewat di bawah fly over. Dannn. . . . . woooooow. . . sekarang saya liat lebih banyak anak jalanan disetiap sudut jalan.
Anak jalanan di setiap pojok jalan raya |
Sekarang terjadi pergolakan yang semakin hebat, antara turun dan tetap melanjutkan perjalanan. Tapi entah kenapa akhirnya turun juga


Setelah itu menyebrang ke sudut yang lain, jepret2 lagi, kali ini saya melihat anak2 yang usianya kira2 hampir sebaya dengan saya, tapi kalo tampang masih muda saya dong. hahahhaha..

Anak jalanan yang berprofesi sebagai pengamen |
Beruntung sekali rasanya kali ini saya juga mendapatkan kesempatan untuk bertukar cerita dengan mereka. Mereka rata2 berumur 17-20 tahun, ada yang masih bersekolah dan ada juga yang sudah putus sekolah. Tapi sepertinya mereka bisa membaca, cuma tidak punya keahlian lain selain mengamen. Ketika tadi saya tanya, jika ada yang mau kasi kerjaan dan kamu ditanya bisa kerja apa, apa yang akan kamu katakan? Ternyata dia malah bingung dan g ta mau jawab apa. hehehhe...
Tapi begitu saya singgung tentang tempat penampungan anak jalanan, spontan dia langsung menjawab "rumah singgah", ternyata sudah tau toh


Setelah wawancara singkat dan padat dibawah teriknya matahari kota makassar, akhirnya saya memutuskan untuk pulang. Membawa beberapa hasil jepretan dan informasi penting, melangkah dengan bahagia menaiki sebuah kendaraan berwarna biru yang kembali mengantarkan saya pulang ke rumah hari ini.

ampun miris juga .....
BalasHapus