Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Jumat, 01 April 2011

Lepaskan Genggamanmu

Senin... 12 April 2010


Traktir . . . traktir . . .

(tek…dung...tek…dung…tek..)

Traktir . . . traktir . . .

Traktir . . . traktir . . .

(tek…dung...tek…dung…tek..)



Clara dan Zizi tampak sedang asyik mengetuk-ngetuk meja kelas, menghasilkan bunyi alat music khas grup music Clazi (Clara dan Zizi). Hehehe…



Sementara Syifa sedang asyik beradu jempol dengan tombol-tombol Blackberrynya, alias lagi ber-SMS ria.



“Suara apa tuh Rel?” tanya Sophia dengan wajah penasaran.

“Ya siapa lagi…” sahut Aurel dengan tegas.



***

Power Five Girl, begitulah kelima gadis cantik ini dikenal di kampus mereka dengan kelebihannya masing-masing. Aurel, Clara, Sophia, Zizi, dan Syifa adalah mahasiswi semester lima, bukan suatu kebetulan bahwa mereka bertemu di Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur disalah satu universitas negeri tersohor di kota nya. Yah… sangat tepat jika dikatakan bahwa kelima gadis ini adalah calon-calon Arsitek (Wow…keren). Empat semester yang telah mereka lalui merupakan waktu yang cukup untuk mereka saling mengenal satu dan lainnya.




***

Aurel dan Sohia mempercepat langkah mereka, berjalan memasuki koridor, menuju sumber suara tersebut.

“Ya ampiun… loe berdua udah gila y? Nggak nyadar nih masi pagi? Emang g ada kapoknya y, pengen dikejar satpam kampus lagi?” respon Sophia spontan ketika melihat dengan mata kepalanya ternyata suara itu tak lain dan tak bukan adalah suara Clara dan Zizi.



“Wkakakakakakaka….” Seketika suara tawa mereka pecah mendengar kata-kata Sophia.



“Bukan gitu Soph, masalahny…loe kagak tau sih masalahnya apa. Hihihihihihi…” Clara tertawa cekikikan membuat Sophia dan Aurel penasaran.



“Emang ada apa sih?” tanya Aurel.



“O…ow…hari ini ada pengumuman penting…ting…ting…ting…. Ya..lanjutin deh Zi” sahut Clara, membuat Sophia dan Aurel semakin penasaran.



“Ehem… ehem… Pengumuman… pengumuman… Disampaikan kepada Sophia dan Aurel bahwa hari ini, teman kita yang bernama Syifa telah mendapatkan cinta Si Pujaan Hati” sambung Zizi.



“Oh ya? Serius loe Zi? Wah…selamat ya Fa, akhirnya loe g jomblo lagi, sukses deh buat loe, gue doain semoga loe langgen-lancar-adem-awet, pokoknya semua deh yang baek-baek buat hubungan loe sama si doi” kata Sophia mengungkapkan ekspresi kegembiraannya.



Senyum lebar di wajah Aurel mengisyaratkan rasa gembiranya atas hubungan Syifa dan Jimmy. Syifa pun tersenyum senang, tampak dua lesung pipi menambah manis senyumannya.



***

Seperti biasa seusai kuliah mereka langsung tancap gas, siap nongkrong di warung Mas Joko. Tak heran jika Mas & Mbak Joko tampak akrab dengan kelima gadis itu, sebab inilah tempat nongkrong favorit mereka kala di kampus, dengan bakso tenes dan es putri malu (menu khas warung Mas Joko) sebagai makanan dan minuman favorit.



“Pesan apa Neng?” sambut Mas Joko dengan ramah.



“Biasa Mas, gak pake lama ya!” jawab Zizi dengan candaannya yang tak asing lagi di telinga Mas Joko.



Sambil menunggu pesanan mereka, Clara, Zizi, dan Sophia sibuk mewawancarai Syifa, mengalahkan kesibukan wartawan majalah kampus. Hihihihihihi…



Sementara Aurel sibuk dengan lamunannya, diantara anggota Power Five Girl, ialah satu-satunya yang masih men-jomblo, lebih parah lagi Aurel bahkan belum pernah menyandang status ‘pacaran’. Hiks…hiks..hiks…



              Pikirannya jauh menerawang ke masa tujuh tahun silam ketika ia duduk di bangku kelas dua SMP. Rasa cinta itu sampai saat ini masih menyelimuti hatinya, namun tak seindah dulu. Semua itu berawal   ketika Aurel berusaha mencomblangi sahabatnya, Jessie, dengan teman sekelas mereka, Bryan. Bukan tanpa alasan Aurel melakukan itu, namun karna ia tau pasti bahwa Jessie menyukai Bryan. Kondisi ini membuat Aurel dan Bryan menjadi sering bersama, sebab Aurel dengan gencar mempromosikan Jessie kepada Bryan. Kebersamaan itu membuat mereka menjadi dekat dan akhirnya menimbulkan benih-benih asmara di hati Aurel. Tapi hal ini tidak membuat ia menghentikan usahanya, karena ia ingin melihat Jessie, sahabatnya, bahagia bersama orang yang ia cintai. 



Bukannya menunjukkan respon positif kepada Jessie, Bryan malahan lebih tertarik pada pesona kecerdasan dan prilaku Aurel. Semuanya menjadi kacau dan jauh dari rencana sebelumnya, untunglah Jessie dapat mengerti dan memaklumi keadaan itu, walaupun ia sangat sedih tapi sekarang waktunya ia mengalah untuk sahabatnya.



Sekian tahun berlalu, benih-benih asmara antara Aurel dan Bryan terus tumbuh, cinta dan harapan menghiasi hati Aurel untuk menjalin hubungan yang lebih spesial bersama Bryan. Namun, apa mau dikata, waktu terus berjalan, Aurel dan Bryan harus berpisah karena mereka akan melanjutkan studi di Perguruan Tinggi yang berbeda, juga di kota yang tak sama.



Semester pertama perpisahan mereka masih terasa indah, komunikasi lewat SMS dan telepon terjalin lancar, selancar jalan tol. Hehehe… Memasuki semester kedua, karena kesibukan masing-masing, komunikasi mulai terhambat, kemacetan terjadi dimana-mana. Hihihihihihi… Dimasa inilah Aurel mengalami goncangan yang luar biasa ketika ia mendengar bahwa Bryan telah mempunyai kekasih. Tak sabar rasanya ia ingin membuktikan kebenaran kabar itu. Pahit terasa bagi Aurel, dipertemuan pertamanya dengan Bryan, kala itu mereka sedang libur semester, Bryan tak lagi sendiri. Pupus sudah harapan untuk bersama, namun tak begitu mudah menghapus rasa cintanya selama ini.



--- Semakin kuat kita menggenggam sesuatu, akan semakin sulit kita melepaskannya. Maka celakalah kita ketika apa yang kita genggam itu adalah bara api yang dapat melukai tangan kita. ---



Hari-hari Aurel terasa sangat berat, ia belum dapat melepaskan Bryan untuk orang lain yang kini telah ada di sampingnya. Sampai akhirnya Aurel kembali berusaha mendekati Bryan setelah ia mendengar kabar bahwa Bryan telah putus dengan kekasihnya. Aurel kembali bersemangat, semangat yang dapat mengantarkan seseorang menuju keberhasilan. Namun, bukannya membuat Aurel membaik, ia malah semakin terperosok ke lubang yang lebih dalam. Semakin erat ia menggenggam Bryan, semakin besar penderitaan yang ia rasakan. Terasa sangat jelas bagi Aurel bahwa Bryan tak lagi seperti yang dulu, sikapnya telah berubah menjadi dingin.

 

“Woi Non !!!”  seketika tepukan Clara menyadarkan Aurel dari lamunannya.



***



Dua minggu setelah hari itu, Aurel terus berada dalam kebimbangan, apakah ia harus berjuang lagi ataukah ia harus mengikuti saran sahabat-sahabatnya untuk melepaskan Bryan?. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, tulisan di mading (majalah dinding) vihara yang dibacanya dua hari yang lalu:



“Dari kemelekatan timbul kesedihan, dari kemelekatan timbul ketakutan ; bagi orang yang bebas dari kemelekatan, tiada lagi kesedihan maupun ketakutan”



Seketika senyuman indah terlintas di wajahnya, mengisyaratkan bahwa ia telah mengetahui keputusan terbaik yang akan dipilihnya.

Setelah memutuskan yang terbaik untuknya, mulailah Aurel menjalani hidupnya dengan lebih tenang dan damai. senyum bahagia terpancar di wajahnya ketika ia tersadar bahwa perlahan-lahan ia mulai dapat mengikis kemelekatannya terhadap Bryan.



 

Selamat tinggal Bryan

Semoga engkau bahagia

Dan akupun akan bahagia

dalam upaya mengikis kemelekatanku.

By_Aurel



 

Janganlah melekat pada apa yang dicintai atau yang tidak dicintai. Tidak bertemu dengan mereka yang dicintai dan bertemu dengan mereka yang tidak dicintai, keduanya merupakan penderitaan.

(Dhammapada , 210)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)