Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Selasa, 14 Juni 2011

Bagaimana Menjadi Diri Sendiri?

Just be your self, Cukup jadi dirimu sendiri. Kalimat ini tentunya tak asing lagi bagi kita, sebuah kalimat yang bertujuan membangkitkan rasa percaya diri dan menjadi seperti apa adanya kita. Ya, itu kuncinya seperti apa adanya. Lalu bagaimana menjadi seperti apa adanya? Bagaimana menjadi diri sendiri? Apakah dengan makan sendiri, mandi sendiri, tidur sendiri, dan melakukan semuanya sendiri lantas seseorang disebut telah menjadi diri sendiri?
In my opinion, untuk menjadi diri sendiri, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali diri kita sendiri. Sudahlah kita mengenali diri kita sendiri? Apa kekuranganku dan apa kelebihanku? tanyakan itu pada dirimu dan jawablah dengan jujur. Saya tidak memungkiri bahwa setiap orang mungkin saja berubah dari satu saat ke saat yang lain, saat kita kecil kita mungkin adalah pribadi yang berbeda dengan diri kita yang sekarang. Namun setiap perubahan itu, sadarilah, lihatlah dan amati. Seberapa besar perubahan itu terjadi dan kemanakah ia? Ke arah yang lebih baik kah atau sebaliknya.

Belajarlah untuk menghargai dan menerima diri sendiri, kekuranganmu.. kelebihanmu.. itulah dirimu.. jangan menolak yang tidak kau sukai, tapi terimalah itu sebagaimana adanya, dengan menerimanya maka kau akan melihat bahwa kekurangan itu ada sesuatu yang sangat berharga yang tak dimiliki oleh orang lain.

Mulailah semuanya dari hati, jika kau ingin melakukan sesuatu maka pikirkanlah itu sebagai dirimu sendiri, bukan untuk mendapatkan perhatian maupun pujian dari orang lain. Bersikaplah apa adanya.

Lebih baik tidak disukai karena menjadi diri sendiri,
ketimbang disukai tapi tidak menjadi diri sendiri.

Jangan sekali2 mencoba menjadi orang lain untuk mendapatkan simpati murahan, sebab itu akan menjadi beban dikemudian hari.

Bersikaplah bahagia dan bersyukur dengan apa yang kau miliki, rasa iri terhadap orang lain hanya akan merusak pertahanan dirimu dan membuatmu tak ada apa2nya dimatamu sendiri dan dimata orang lain.

Berikut adalah sebuah cerita yang berkisah tentang bagaimana menjadi diri sendiri dan merasa puas dengan apa yang kita miliki itu adalah sangat penting. Semoga kisah ini dapat membangkitkan semangat kita untuk menjadi diri kita sebaik mungkin.

Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang.

Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri ke arah mercusuar. Dia mengeluhkan kondisinya, “Aku hanyalah sebuah lampu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan, dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah….Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.”

Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana, penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali. Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hampir tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil.

Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu, tetapi di sanalah lebih bermanfaat. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain, justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)