Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Minggu, 27 Maret 2011

Kutipan Dhamma

Tulisan kali ini akan berisi kutipan2 Dhamma yang saya dapat di salah satu situs jejaring sosial yang lagi beken saat ini... dan beberapa juga dari sumber lain dan dari saya sendiri...
Silahkan teman2 membacanya, semoga dapat memberikan pencerahan

Segala sesuatu adalah tidak kekal , namun dengan adanya Ketidakkekalan inilah kita memilikki kesempatan untuk mewujudkan kehidupan yang sempurna.

Kematian itu sebenernya tidaklah menakutan, yang menakutkan adalah ketakutan terhadap kematian yang menyelimuti pikiran.

Kebijaksanaan adalah memahami segala sesuatu sebagaimana ada dan bertindak berdasarkan nilai-nilai luhur pikiran.

Tak akan terjadi padamu jika itu bukan milikmu.

Aku akan bertahan menghadapi hujatan dan makian yang dilontarkan oleh orang-orang yang marah kepadaku, karena apabila aku marah aku turut membuat karma buruk untuk diriku.


Akibat dari perbuatan buruk tidak segera berbuah, seperti susu yang perlahan-lahan menjadi asam setelah diperah. Demikian pula, penderitaan akan membakar orang bodoh seperti bara api yang tertutup oleh abu. (Dhammapada V:12)

Tidak ada bencana yang lebih besar dari pada meremehkan musuh.

Whatever is subject to origination is all subject to cessation [And there arose the dustless, stainless Dhamma eye] (Ven. Sariputta).

Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap , sulit dijaga dan sulit dikuasai , namun orang bijaksana akan meluruskannya, bagaikan seseorang pembuat panah meluruskan anak panahnya.


Ini seperti seorang anak yang belajar menulis. Pada awalnya ia tidak menulis dengan baik - besar, panjang, melingkar dan bergerigi - dia menulis seperti anak kecil. Setelah beberapa saat menulis meningkatkan melalui praktek. Mempraktekkan Dhamma adalah seperti ini. Pada awalnya Anda canggung, kadang-kadang tenang, kadang-kadang tidak, Anda tidak benar-benar tahu apa apa. Beberapa orang berkecil hati. Jangan mundur! Anda harus bertahan dengan praktek tersebut. Hidup dengan usaha, seperti anak sekolahan itu: ketika ia tua ia menulis lebih baik dan lebih baik. Dari menulis buruk ia tumbuh untuk menulis indah, semua karena praktek dari masa kanak-kanak - Ajahn Chah.

Try to be mindful and let things take their natural course. Then your mind will become still in any surroundings, like a clear forest pool. All kinds of wonderful, rare animals will come to drink at the pool, and you will clearly see the nature of all things. You will see many strange and wonderful things come and go, but you will be still. This is the happiness of the Buddha -Ajahn Chah-

Orang yang tahu banyak tidak banyak bicara, Orang yang banyak bicara tidak tahu banyak.

'Ye Dhamma hetuppabhava', Segala sesuatu yang terjadi berasal dari suatu sebab. (Assaji Thera kepada Upatissa)

Once there was a layman who came to Ajahn Chah and asked him who Ajahn Chah was. Ajahn Chah, seeing that the spiritual development of the individual was not very advanced, pointed to himself and said, This, this is Ajahn Chah - And once there was a layman who came to Ajahn Chah and asked him who Ajahn Chah was. Ajahn Chah, seeing that the questioners capacity to understand the Dhamma was higher, Ajahn Chah answered by saying Ajahn Chah? There is NO Ajahn Chah!(by Ajahn Chah)

Manusia biasanya sulit sekali menerima perbedaan, padahal kenyataannya kita memang hidup dalam perbedaan itu sendiri. Satu contoh yang paling dekat bisa kita amati dari kedua telapak tangan kita sendiri. Keduanya tidak sama. Saat makan, tangan kanan memegang sendok, tangan kiri memegang garpu. Kedua tangan ini berbeda, tetapi justru dalam perbedaan ini mereka memiliki perannya masing2 dan bisa saling bekerja sama untuk satu tujuan, menunjang hidup kita. Sungguh tidak bisa dibayangkan, apa jadinya kalau kedua telapak tangan kita ini bentuknya sama semua. Kedua2nya hanya tangan kiri atau kedua2nya hanya tangan kanan - Y.M. Bhikkhu Uttamo Mahathera

Jangan biasakan kejahatan dan keserakahan menguasai dirimu karena hal tersebut akan membawamu ke dalam penderitaan sepanjang waktu.

Pengetahuan dibutuhkan untuk sukses di dunia. Meditasi diperlukan untuk menyadari kebahagiaan nirvana sila. Moralitas diperlukan untuk keduanya ( Francis Story )

Orang bodoh yang terus melakukan kejahatan akan tersiksa oleh karma dari perbuatannya seperti matahari terbit dari timur. Seperti itu pula karma yang akan ia terima.

Kebaikan dan Kebijaksanaan akan mengikuti orang yang murah hati dan kelak orang yang murah hari akan terlahir kembali ke alam yang lebih menyenangkan.

Masalah sebenarnya pada manusia saat ini adalah mereka mengetahui tetapi tetap tidak melaksanakan. Masalahnya lain bila mereka tidak melaksanakan karena mereka tidak tahu. Tetapi bila mereka telah mengetahui dan tetap tidak melaksanakan; apa masalahnya?

Ia yang berpikir bahwa setelah mendapatkan ini dan itu aku baru akan berbahagia, sesungguhnya tak akan pernah mendapatkan kebhagiaan yang ia inginkan.

Ia memuji dirinya sendiri dan menghina orang lain, menganggap dirinya yang terbaik dan selalu bersikap sombong, orang seperti ini diliputi kegelapan batin dan kebodohan.

Orang yang berjiwa besar tidak akan menghentikan kebajikannya, hanya karena mendapat kritikan tapi ia akan meneruskannya dengan keberanian tentang kebenaran.

Ketika orang berkata "mempertahankan adalah lebih sulit dibanding memperjuangkan apa yang belum didapat", saya lalu berpikir "sesungguhnya bukan mempertahankan yang sulit, tapi melepaskan apa yang kita miliki itulah yang sulit, mengapa harus mempertahankan? karena kita takut kehilangan. Jika kita siap melepas, maka mempertahankan itu tidak akan menjadi sulit bagi kita".

Orang Bijaksana memelihara kewaspadaannya seperti menjaga harta yang sangat beharga . Orang bodoh memelihara nafsu duniawinya sehingga menguasai dirinya

Janganlah tubuhmu dijadikan alat untuk melakukan kejahatan namun hendaklah tubuhmu dijadikan alat untuk melakukan kebajikan.

Terkadang kita lupa bahwa pelanggaran sila tidak hanya terjadi ketika kita berkata-kata kasar, tapi juga perkataan lembut yang menyakitkan hati orang lain.


Berkah mulia akan datang kepada mereka yang mengembangkan pikiran dengan mempraktikkan cinta dan welas kasih tak terbatas kepada sesama.

Untuk apa memakai amarah ? Terdapat dalam sutta : "Setelah membunuh amarah , engkau akan tidur nyenyak .Setelah membunuh amarah , engkau tidak berduka. Para suciawan memuji pelenyapan amarah dengan tonjolan yang bermadu dan akar yang manis "(Samyutta Nikaya 01:71)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)