Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Senin, 04 April 2011

Sukses Dengan Kekuatan Sendiri

BHIKKHU PANNAVARO MAHATHERA

Bekerja dengan penuh semangat tanpa wisdom, suatu saat akan membuat seseorang kecewa.
Tetapi apa artinya wisdom tanpa semangat. Wisdom tanpa semangat akan membuat orang akan menyesal.
Manusia dalam hidupnya memerlukan kelengkapan.
Pakaian, makananan, tempat tinggal dan obat-obatan. Dan kebutuhan ini akan berkembang dan kebutuhan lainnya akan muncul, pendidikan, kendaraan, dan hiburan.
Dan kalau semuanya itu terpenuhi maka kemudian secara umum hidup seseorang itu di sebut sukses.
Saya akan menguraikan uraian saya meskipun tidak terlalu detail dengan dua hal yang saling melengkapi, yaitu faktor eksternal dan factor internal.

Faktor Eksternal

Ada kepercayaan di masyarakat yang rasanya kita semua pernah mendengar. Yaitu Nasib manusia tidak akan berubah kalau manusianya itu sendiri tidak mengubahnya.
Benar saudara....
Ungkapan ini benar sekali.
Jangan harap nasib kita berubah jika kita sendiri tidak siap dan tidak mau untuk mengubahnya.
Ada beberapa factor mental yang sangat diperlukan sekali, antara lain empat factor mental meskipun factor itu tidak hanya empat. Terutama untuk mencapai sukses yang di luar diri kita, antara lain:


1. Berusahalah anda bekerja dengan kegembiraan dan kepuasan.
Karena itu adalah etos kerja yang paling sehat.
Mengapa?
Ada kekeliruan saudara paradigma yang sering masih kita pegang, yaitu adalah Puas itu kalau sudah berhasil.
Puas itu pada saat kita menikmati hasil akhir. Inilah yang harus di ubah.
Mengapa saudara tidak merasakan puas di dalam bekerja?
Kepuasan yang di tunggu pada saat akhir.... Tidak jarang akan membuahkan kekecewaan.
Mengapa saudara tidak gembira dan bergairah pada saat melakukan pekerjaan?
Apakah bisa bhante?
Karena kadang kita bekerja tidak sesuai dengan bakat kita?
Tetapi cobalah cari kegairahan dan kegembiraan pada saat anda bekerja.
Karena bekerja dengan gembira akan menimbulkan konsentrasi pada pekerjaan itu.
Dan itu adalah kunci sukses yang pertama.

2. Kegigihan dan keuletan. Gigih dan ulet adalah sikap kerja yang positif.
Orang yang memiliki kegigihan dan keuletan tidak mudah berhenti, karena banyak diantara kita yang berhenti...
Mengapa berhenti?
Pada saat kita melihat hasil yang lambat.
Tidak ada kegigihan, tidak ada keuletan, tidak ada ketahanan mental.
Saudara-saudara, kegigihan dan keuletan adalah setingkat di atas bakat, ketrampilan, bahkan di atas pendidikan.
Thomas Alfa Edisson mengatakan Kejeniusan hanyalah 1%, dan 1 % lagi adalah Inspirasi, dan 98 % adalah keringat dan kerja keras.Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang berharga secara tidak sengaja.
Demikian pula penemuan-penemuan saya tidak terjadi karena suatu kebetulan.
Penemuan itu terjadi karena saya kerjakan. Ini adalah kunci keberhasilan yang kedua.
Beberapa waktu yang lalu PBB mengeluarkan pengumuman diantara 144 negara, maka Indonesia menjadi Negara pilihan / minat dunia ke 139 untuk penanaman modal.
Pengumuman ini di masukkan ke dalam World Investment Report ( Laporan Arus Investasi dan pilihan menanamkan modal di negara-negara di dunia ini ). Saya kebetulan mencatat, Philipina pilihan ke 96, Thailand pilihan yang ke 87, dan Vietnam no 38.
Dalam laporan tersebut dilaporkan bahwa Indonesia sedikit lebih baik dalam hal investasi dunia ini dari Negara-negara di afrika, amerika selatan dan Suriname.
Pada waktu yang lalu bersama-sama beberapa tokoh agama dari PBNU, Muhamadiyah, dan dari Kristen, dan saya sendiri di yogya.
Kami membuat siaran langsung satu jam untuk kampanye anti korupsi. Dari situ saudara saya baru tahu bahwa kita ini Indonesia menjadi juara ke tiga dalam hal korupsi di dunia. Dan di Asia ibu bapak dan suadara, kita ini menjadi Negara juara korupsi yang pertama. Saya berpikir apakah kita ini lebih buruk dari Banglades? Ibu bapak saudara... apa yang menyebabkan mengapa Negara kita menjadi buruk dengan urutan pilihan dunia untuk investasi, dan apa yang menyebabkan Negara kita menjadi juara korupsi di Asia? Jawabannya adalah Tidak lain adalah Sikap Mental.
Pada saat seseorang tidak gigih dan ulet dalam bekerja, maka orang itu akan mudah tetarik kepada korupsi.
Orang itu akan mudah tertarik dalam penyelewengan. Bukan etos kerja yang dia persembahkan, tetapi apa yang saya dapatkan lebih banyak dari majikan saya? Dari Negara ini? Dari perusahaan saya?
Kegigihan dan keuletan adalah unsur keberhasilan yang tidak bisa ditawar.

3. Bekerja dengan penuh perhatian dan kesungguhan.
Tanpa itu hanya akan memboroskan waktu dan menyia-nyiakan peluang yang membuat kita berhasil.
Buyarnya perhatian akan membuat semangat menurun.
Banyak orang yang pindah pekerjaan sebelum mampu menyelesaikan pekerjaannya.
Karena dia bekerja tanpa perhatian dan kesungguhan.

4. Membiasakan di dalam bekerja untuk melakukan penyelidikan dan analisa.
Munculnya ide-ide yang baru, munculnya penemuan-penemuan yang baru, sesungguhnya bukan sesuatu yang sangat luar biasa.
Inovasi yang baru sesungguhnya ada di sekitar kita.
Kalau kita menggunakan kegairahan dalam bekerja, menggunakan kegigihan dan keuletan, menggunakan perhatian dan kesungguhan serta analisa dengan otak ini, kita akan menemukan sesuatu yang baru.

Ibu, bapak dan saudara-saudara itulah empat factor mental yang amat sangat diperlukan untuk keberhasilan ekternal kita.

Faktor Internal
Tetapi ibu, bapak dan saudara yang tidak kalah pentingnya adalah factor yang di dalam.Mengapa? Karena factor yang di dalam sangat sering diabaikan.
Banyak orang yang mengatakan saya berkali-kali mengalami rintangan. Rintangan dalam kehidupan saya...
Saya merasa tidak sukses.
Jawaban sesungguhnya adalah karena ibu bapak dan saudara belum mampu menguasai diri ibu bapak sendiri.
Saya ingin bekerja tanpa rintangan.... Benar.
Semua orang menginginkan itu...
Tetapi tidak mungkin itu terjadi! Kalau anda tidak berhasil menguasai diri anda sendiri.
Apa yang bhante maksudkan?
Kalau ibu bapak menghadapi elemen-elemen emosi yang negative, mampukah ibu dan bapak menghadapi itu semua dengan bijak? Anak-anak suatu ketika melakukan hal-hal yang tidak kita sukai, karyawan kita melakukan hal-hal yang di luar perkiraan kita, teman-teman kita dan kolega kita kadang-kadang menusuk kita dari belakang.
Bukankah itu hal yang negatif?
Yang merangsang pikiran negatif kita.
Dan tidak jarang kita menjawab dengan negatif, kemarahan, kejengkelan, dendam...
Pada saat itu anda tidak sukses. Pada saat itu saudara tidak bahagia.
Apalagi yang negatif itu membuat orang lain menderita.
Ibu bapak dan saudara ada satu ungkapan yang amat bagus.
" Marah tetangga tidak membahayakan kita secara langsung!Tetapi kemurkaan diri sendiri itulah yang akan melukai kita sendiri. "
Ibu bapak dan saudara, dari contoh menghadapi situasi yang negatif ini kedewasan jiwa, factor di dalam ( Internal ) sangat-sangat perlu. Pada saat saudara tidak mampu menguasai diri saudara.  
Jangan harap ada sukses.
Tidak mungkin saudara bahagia. Orang bekerja sekeras-kerasnya untuk meningkatkan kondisi keuangan.
Bolehkah bhante?
Ya.... Mengapa tidak.
Orang bekerja sekeras-kerasnya untuk bisa membeli mobil yang bagus, rumah yang memadai, karena itu adalah ukuran sukses.
Saya sudah banyak berbicara dengan umat Buddha dan umat agama lain dan kadang-kadang saya tidak pernah bertanya saudara beragama apa? Yang datang dari barat dan mereka adalah orang-orang barat.
Ibu bapak dan saudara mereka bercerita. Jaminan sosial di barat seorang rakyat lebih baik dari di Asia atau Indonesia.
Jaminan kesehatan, jaminan kesempatan untuk bekerja, kesempatan memiliki rumah yang layak.
Mereka di barat memiliki hidup yang jauh lebih layak. Jauh.... dibandingkan mereka yang ada di Asia atau di Indonesia.
Oh kalau begitu mereka tentu lebih sukses dan bahagia, Tidak..... Tidak mereka menjawab.
Cobalah bhante melihat.
Mereka yang bunuh diri di barat lebih banyak dari yang di Asia. Termasuk di jepang.
Memintai relawan-relawan untuk mampu memberikan nasehat-nasehat kepada mereka yang ingin bunuh diri.
Di Negara yang kesejahteraannya jauh lebih baik dari di Asia pada umumnya.
Di barat yang rata-rata jaminan sosialnya lebih baik, rumah mereka lebih memadai, jaminan pekerjaannya lebih memadai, tetapi mereka tidak sukses....
Rata-rata umur kehidupan manusia lebih rendah di barat di Amerika dan Eropa.
Kalau kita membandingkan dengan Negara-negara kecil seperti Thailand, seperti Srilanka, mereka yang dikatakan sebagai negara yang sedang berkembang dan negara yang belum maju, tetapi umur rata-rata mereka jauh lebih tinggi.
Di Srilanka di Birma yang dikatakan Negara yang miskin itu, yang masih belum maju, banyak kita jumpai mereka yang berumur 90 tahun lebih... 100 tahun lebih.
Dari cerita ini, dari kenyataan ini Etos Modernitas itu sesungguhnya,
Etos kehidupan modern itu sesungguhnya adalah Etos kerakusan dan Etos Keserakahan.
Orang modern tidak bisa melihat dimensi lain ke dalam diri, yang sesungguhnya menjadi sumber sukses dan bahagia.
Kalau memang cerita kemakmuran dan kesejahteraan orang barat itu benar, dan itu adalah ukuran sukses, dan ukuran bahagia maka logikanya adalah semua orang kaya bahagia.
Benarkah saudara?
Tidak Benar... Tidak Benar...
Pada saat tidak ada kedewasaan mental. Unsur internal lebih penting dari unsur yang eksternal, karena unsur yang di dalam itulah yang menentukan kita sukses... kita bahagia... atau tidak samasekali.
Marilah kita mengubah paradigma kita.
Jangan mengukur sukses dan bahagia hanya tercukupi kebutuhan-kebutuhan eksternal.
Makanan, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan, kendaraan, pendidikan, semua itu perlu.... Iya!!!
Tetapi unsur di dalam sangat-sangat perlu.
Pada saat saudara tidak bisa membangun yang di dalam, tidak ada sukses dan bahagia bagi saudara.
Kedewasaan emosi, pengendalian diri, dan berusaha untuk melepaskan keserakahan dengan peduli kepada yang lain.
Ibu bapak dan saudara-saudara, orang sering mempertentangkan Antara susah dengan senang. Kemudian Antara yang kecil lawannya adalah yang besar. Antara yang miskin dengan yang kaya.
TIDAK saudara.....
Menurut pandangan Buddhist, diametrical frontal kemiskinan bukan dengan orang kaya.
Kemiskinan berlawanan dengan kerakusan. Pada saat kerakusan menjadi-jadi meskipun saudara sebenarnya sudah kaya, saudara masih menjadi orang miskin.
Ibu bapak dan saudara-saudara saya harus mengakhiri uraian ini dengan mengajak, dengan mengingatkan kita semua bahwa:
Faktor eksternal memang tidak bisa diabaikan. Tetapi factor internal tidak boleh dilupakan.

Pada saat saudara bisa enguasai diri anda. Pada saat saudara bisa mendewasakan emosi anda. Pada saat saudara bisa meningkatkan kualitas yang ada di dalam ini,

Itulah SUKSES... Itulah BAHAGIA...

Faktor internal jauh lebih penting dari factor yang di luar.
Karena itu... adalah sumber sukses dan hidup bahagia. Memang kita tidak hanya ingin sukses, tetapi marilah kita berjuang, marilah kita membuat perubahan untuk mengubah yang di dalam ini.

Kalau saudara ingin sukses... SUKSES secara utuh...
Marilah kita mulai saudara...
SEKARANG!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)