Hello! Myspace Comments Welcome Myspace Comments Hello! Myspace Comments Thank You Myspace Comments

Mengenai Saya

Foto saya
anak manusia yang sedang mencari kesempurnaan dibalik segala ketidaksempurnaannya

Selasa, 19 April 2011

PARABHAVA SUTTA - Penyebab Kejatuhan Seorang Kaya

Sering kita dengar mengenai seseorang yang dahulunya kaya, tetapi
kemudian mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin. Ada beberapa
penyebabnya seperti misalnya kesalahan di dalam perencanaan atau
karena ditipu oleh pihak lain.
Namun Sang Buddha telah pula
memberikan secara terperinci penyebab kejatuhan seseorang ditinjau
dari kacamata spiritual.

Inilah yang akan kita pelajari pada bagian kelima ini sebagaimana
yang dibabarkan di dalam Parabhava Sutta (Sutta Nipata I:91-115).
Pada Sutta tersebut dibahas dua belas sebab kejatuhan seseorang:

"Dengan mudah dapat diketahui siapa yang maju, dengan mudah pula
dapat diketahui siapa yang runtuh. Dia yang mencintai Dhamma akan
maju, dia yang membenci Dhamma akan runtuh.(PENYEBAB PERTAMA)

Dia yang senang berteman dengan orang jahat tidak suka bergaul dengan
yang luhur, dia lebih menyukai ajaran dari orang jahat itu – inilah
penyebab keruntuhan seseorang.(PENYEBAB KEDUA)

Suka tidur, cerewet, lamban, malas dan mudah marah – inilah penyebab
keruntuhan seseorang.(PENYEBAB KETIGA)

Dia yang walaupun kaya namun tidak menyokong ayah ibunya yang sudah
tua dan lemah – inilah penyebab keruntuhan seseorang (PENYEBAB
KEEMPAT)

Dia yang menipu dengan menyamar menjadi pendeta, bhikkhu atau guru
spiritual lain – inilah penyebab keruntuhan seseorang.(PENYEBAB
KELIMA)

Walaupun memiliki harta, aset, kekayaan berlimpah, namun dia
menikmati semua  Itu sendirian – inilah penyebab keruntuhan seseorang.
(PENYEBAB KEENAM)

Jika dia menjadi sombong karena keturunan, kekayaan, atau
lingkungannya, serta memandang rendah handai taulan dan sanak
keluarganya – inilah penyebab keruntuhan seseorang.(PENYEBAB KETUJUH)

Senang bermain perempuan, mabuk-mabukkan, berjudi dan menghambur-
hamburkan apa yang telah diperolehnya – inilah penyebab keruntuhan
seseorang.(PENYEBAB KEDELAPAN)

Tidak puas dengan istrinya sendiri dan terlihat bersama pelacur atau
istri orang lain – inilah penyebab keruntuhan seseorang.(PENYEBAB
KESEMBILAN)

Setelah melewati masa muda, lalu memperistri orang yang masih muda,
kemudian tidak bisa tidur karena merasa cemburu – inilah penyebab
keruntuhan seseorang.(PENYEBAB KESEPULUH)

Mempercayai dan memberi kekuasaan pada wanita yang suka mabuk dan
menghambur-hamburkan uang, atau pada laki-laki yang berprilaku
seperti itu – inilah penyebab keruntuhan seseorang.(PENYEBAB
KESEBELAS)

Jika seseorang anggota keluarga [atau kelompok sosial atau komunitas]
yang berpengaruh, yang memiliki ambisi membara namun tak memiliki
sarana memadai, yang mengejar kekuasaan atau ingin menguasai orang-
orang lain – inilah penyebab keruntuhan seseorang.(PENYEBAB
KEDUABELAS)"

Ternyata hal-hal yang disebutkan oleh Sang Buddha tersebut masih
cocok dengan kenyataan hingga kini, banyak pengusaha yang jatuh
dikarenakan hal-hal di atas.
Kita akan membahas beberapa di antaranya. Penyebab kedua itu pernah
terjadi pada masa Dinasti Chin (221 – 206 SM), yang mana pada saat
itu Kaisar Erh Shih Huang Ti begitu mempercayai penasehatnya yang
jahat yaitu Chao Kao. Bujukan dan jilatan Chao Kao yang jahat membuat
raja mengabaikan rakyatnya, sebagai akibatnya timbul pemberontakan di
mana-mana dan pada akhirnya hal ini menyebabkan keruntuhan Dinasti
Chin dan berdirinya Dinasti Han. Pada masa sekarang ini kalau kita
menjadi pengusaha maka kita harus selektif di dalam mendengarkan
suatu pendapat, termasuk dari kawan yang kita anggap baik, karena di
masa sekarang susah sekali membedakan orang jahat dan baik, jikalau
kita salah menganggap ajakan yang tidak baik menjadi baik, maka
itulah salah satu ambang kehancuran kita.
Penyebab ketiga adalah mengenai kemalasan dan rasa kurang sabar, di
dalam berusaha kita harus rajin dan tekun, sekalipun harta berlimpah
kalau kita tidak berusaha menambahnya, maka lama-lama harta tersebut
akan habis.
Penyebab kelima ini penerapannya misalnya adalah seseorang yang
berpraktek sebagai paranormal palsu, jika prakteknya terbongkar, maka
orang tidak akan mempercayainya lagi dan ia akan terjatuh kembali
pada kemiskinan. Contoh lain adalah kasus seseorang yang memalsu
ijazah dalam bidang tertentu dan melakukan malpraktek, ketika hal ini
terbongkar ia harus berhadapan dengan pengadilan yang mengakibatkan
kejatuhannya.
Penyebab keenam adalah keenganan berdana atau melakukan amal.
Seringkali kita melihat seseorang yang dahulunya sangat kaya, tetapi
karena pelit dan kurang peduli terhadap kesejahteraan karyawannya,
maka lambat laun keberuntungannya akan hilang.
Penyebab ketujuh adalah karena kesombongan. Kesombongan mengandung
unsur menatap masa lalu atau bangga atas pencapaian yang sudah ada,
padahal di dalam berusaha yang perlu kita tatap bukanlah masa lalu
atau apa yang sudah kita capai, melainkan masa depan yang belum pasti
atau apa saja yang masih harus kita lakukan. Ketidak pastian masa
depan itulah yang dirumuskan oleh Peter W. Drucker sebagai: "Di dunia
ini yang pasti adalah ketidak pastian itu sendiri". Dengan
kesombongan kita menjadi kurang antisipatif dan kehilangan daya saing
yang ada.
Penyebab kedelapan adalah sudah jelas sekali, judi membawa seseorang
pada kejatuhannya. Tidak ada orang yang kaya karena berjudi. Penulis
pernah mendengar seorang pengusaha rumah makan terkenal yang karena
gila judi menjadi bangkrut sehingga harus menjual rumah makannya
sendiri.
Penyebab kesembilan dan kesepuluh adalah karena wanita.
Penyebab kesebelas maknanya adalah apabila kita mempercayakan
pengelolaan harta kita pada orang yang tidak becus, karena itu kita
harus benar-benar selektif dalam hal ini, begitu juga di dalam
memilih anak buah atau orang khusus untuk menangani masalah keuangan,
karena kalau kita memilih orang yang salah maka kebangkrutan sudah di
ambang pintu. Orang yang salah itu bisa saja merupakan orang yang
tidak jujur sehingga ia dapat mengkorupsi harta kekayaan kita.
Penyebab keduabelas adalah karena terlalu berambisi, hal ini sudah
nampak di depan mata dengan kejatuhan para konglomerat kita. Mereka
terlalu berambisi dan berani di dalam berinvestasi tanpa memiliki
landasan perekonomian yang kuat, tidak peduli sumbernya dari hutang
yang penting investasi sehingga perusahaan kelihatan besar. Hal ini
berujung pada kejatuhan mereka pada awal mulainya krisis moneter di
Indonesia.

Demikianlah Ajaran Sang Buddha yang ternyata masih relevan hingga
saat ini juga.

KESIMPULAN:

Sang Buddha telah mengajarkan pada kita penyebab keruntuhan
seseorang, oleh karena itu kita harus merenungkan hal ini baik-baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berpikirlah sesuka hatimu, tapi katakanlah hanya apa yang harus kau katakan :)